Senin, 09 Februari 2009

Apa Kata Mereka Tentang Arti Persahabatan


oleh : Kafka Pizechust
Apakah kamu tahu hubungan antara 2 biji mata kita ? Mereka berkedip bersama, bergerak bersama,menangis bersama, melihat bersama dan tidur bersama meskipun mereka tidak pernah melihat antara satu sama lain… Persahabatan seharusnya seperti itu… kehidupan hampa tanpa sahabat. Anda adalah seorang kawan yang penyayang. Happy Nice Friday !!! ^_^.
Persahabatan itu…, mendengarkan, jika dia bercerita,,, menemani, jika dia kesepian,,, menghibur, jika dia sedih,,, mengingatkannya jika dia lupa,,, membuatkan secangkir teh ditengah kesibukannya,,,. Begitu seharusnya persahabatan,,, namun akan lebih sakit jika menahan perasaan cinta yang tumbuh tak di panggil,, tak diundang,, dia datang begitu saja,,, kenapa persahabatan selalu berakhir begini,,,???. luv you pren!!!whereever you are,, i’ll always love you as a friend, best friend,, as a brother,,,




Sahabat adalah Telinga yang biasa mendengarku , mata yang bisa melihatku , jiwa yang bisa memahamiku , rasa yang bisa mengertiku , hati yang bisa mencintaiku .
Bila ingat hari kemarin…..Cerita indah persahabatan…. kulalui detik, menit, jam, hari, bahkan tahun bersamamu…Teman Kau menjadi bagian dari skenarioku… Terbesit rasa rindu… Rindu yang datang kala kau tak di sampingku lagi…senyumanmu adalah kebahagiaanku…Tangisanmu adalah kepedihanku Maafkan aku……kawan Mungkin ku pernah memberi noda hitam…di hatimu jangan menangis kawan…. karenaku masih ingin menjadi sahabatmu…
Rinduku Pada Sahabat !. Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali berdegup tak menentu. Rasa kecewa, marah, sedih dan nelangsa meradang dalam benakku. Sesak dada ini seketika menahan ledakan yang tak kunjung terluapkan. Dan seperti biasa… akhirnya semua rasa ini harus kutelan sendiri. Sahabat… dimanakah gerangan kalian berada?. Saat seperti ini aku sangat rindu untuk berbagi cerita. Bukankah dulu kalian selalu lapang menampung segala kisahku. Mengapa kini kalian seakan sembunyi dibalik lajunya sang waktu. Ingin rasanya aku membantah semua praduga yang menghimpit logika. Dan menyangkal kemungkinan pahit yang mengintai garis hidupku. Satu yang pasti, sejak dulu setiap dari kita memiliki gaya yg berbeda. Tapi apakah visi dan misi hidup kita juga, sekarang sudah tidak sama?. Sahabat… demikian hebatnya rinduku pada kebersamaan kita dulu. Kalian selalu mampu mendengarkan lagu didalam hatiku. Dan selalu menyanyikan kembali tatkala aku lupa akan bait-baitnya. Sejujurnya… aku tak pernah siap kehilangan sosok seperti kalian. Sahabat sejati, tangan Tuhan yang menjaga kita dari segala kealfaan diri.
Apa sih arti sahabat itu?” Tanya saya. “Yang tidak pernah meninggalkan kamu- selalu ada di sisi kamu, tanpa perduli kamu sedang gembira, sedih, marah, jengkel, susah, senang, bahagia, sudah mandi, belum mandi, sakit, sehat dan seterusnya. Mau menjadi sahabat sejati, yang mengasihi saya dengan tidak berkesudahan, dengan sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan hal yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak mendendam, bersukacita karena kebenaran. …”
If you feel that you’re lonely, It doesn’t prove that you’re alone, If you feel like nobody wants you, It doesn’t mean that no one cares about you.
If you feel that you’re nothing, before Me you’re something beautiful, If you feel that you can’t do anything, but with Me you can do lot of things
Listen to the words I say, and I’ll always by your side, you mean everything to Me…, and I’ll never leave you, ’cause I love you so..
When I say I love you, It means I’ll give the best for you, When I say I love you, I’d do everything for you, No more fears about the future, and blame for the past
When I say that I love you….
I want you to know that I died for you
I want you to know that I’d give my life for you
when I say that I love you….

Untuk Sahabatku : Kuartikan Makna Keberadaanmu*

Oleh : Kafka Pizechust
“SELALU ada berlebih satu orang di dekatku”, demikian ujar sang pemikir.”Selalu yang dulunya satu ini lambat laun menjadi tua!”
Aku dan Ku selalu terlibat dalam percakapan yang sangat jujur satu sama lain: tak bisa dibayangkan bagaimana bisa tahan jika keduanya bukan teman?
Bagi sang pemikir itu seorang sahabat selalu merupakan orang ketiga : ia pelampung yang mencegah percakapan kedua pihak lain tenggelam dalam kedalaman.
Astaga, bagi semua makhluk ada terlalu banyak kedalaman. Itulah alasannya mengapa amat merindukan seorang sahabat beserta ketinggian budinya.
Kepercayan kita terhadap orang-orang lain mengkhianati kita ketika kita begitu ingin mempercayai diri kita sendiri. Kerinduan kita akan seorang sahabat adalah pengkhianat kita.
Sering pula kita Cuma mau melompati rasa cemburu dengan cinta kita. Sering kita menyerang dan menciptakan musuh guna membunyikan betapa rentan kita akan serangan.
“Setidaknya jadilah musuh bagiku!” demikianlah berkata penghormatan yang sejati, yang tidak berusaha meminta-minta persahabatan.
Jika engkau ingin seorang sahabat, engkau harus juga bersedia berperang bagi dia : dan untuk mengorbankan peperangan, engkau harus mampu menjadi seorang musuh.
Engkau harus menghormati bahkan musuh yang ada dalam diri temanmu. Dapatkah engkau berdekatan dengan dia tanpa berpihak padanya?
Dalam diri sahabatmu engkau mestinya memperoleh lawan terbaik. Hatimu harus merasa paling dekat dengan dia bila engkau sedang menentangnya.
Maukah engkau bertelanjang dihadapan sahabatmu? Maukah demi menghormati dia engkau perlihatkan dirimu sebagaimana adanya? Tapi ia akan mengusirmu ke Neraka karena perbuatan itu!
Ia yang tidak merahasiakan dirinya mengobarkan kebencian orang-orang lain: itulah sebabnya engkau terpaksa takut akan ketelanjangan! Andaikata engkau dewa bolehlah engkau malu dengan busanamu.
Jangan engkau terlalu bersolek demi sahabatmu : sebab bagi dia engkau adalah anak panah kerinduannya akan Manusia unggul.
Pernahkah engkau memandang sahabatmu selagi tertidur untuk mengenal seperti apa sesungguhnya dia? Yang engkau lihat bukan hanya wajah sahabatmu. Itulah wajahmu sendiri, dalam cermin yang kasar.
Seorang sahabat harus bisa menduga dan menjaga kapan masanya diam: engkau tak boleh ingin tahu semuanya. Biarlah mimpimu memberi tahu padamu apa yang diperbuat sahabatmu saat terjaga.
Semoga belas-kasihmu menduga: dengan begitu engkau akan segera tahu kalau sahabatmu ingin dikasihani.
Barangkali yang ia sukai darimu, adalah matamu yang tak berkedip dan pandangan keabadian.
Biarlah belas kasihmu pada sahabatmu menyembunyikan diri di balik cangkang keras; agar patah gigimu bila menggigitnya. Demikianlah maka ia akan berasa lezat dan manis.
Adakah engkau udara yang murni dan kesunyian dan roti dan obat bagi sahabatmu? Banyak orang tak mampu membebaskan dirinya sendiri dari belenggunya sedang dia itu pembebas sahabatnya.
Budakkah kamu? Kalau begitu, engkau tak mungkin menjadi sahabat. Tirankah kamu? Kalau begitu, engkau tak akan mendapat sahabat.
Dalam diri perempuan, ada budak dan tiran yang bersembunyi sejak lama. Oleh sebab itu, perempuan belum lagi mampu bersahabat: hanya cinta ia ketahui.
Dalam cinta seorang perempuan terdapat ketidakadilan dan kebutaan terhadap semua yang tidak ia cintai. Dan dalam cintanya yang tercerahkan pun, masih ada serangan tak terduga-duga dan petir dan malam, bersama hadirnya cahaya.
Perempuan belum lagi mampu bersahabat: perempuan masih seeokor kucing dan burung, atau, paling jauh, madu.
Perempuan belum lagi mampu bersahabat. Tapi katakan padaku, hai para lelaki, yang mana di antara kalian mampu bersahabat?
O kemiskinan dan ketamakan jiwa kalian, hai para lelaki! Berapa pun banyak apa-apa yang kalian berikan kepada sahabat kalian akan aku berikan bahkan pada musuhku, dan tak akan jatuh miskin aku karena itu.
Ada perkawanan :semoga ada pula persahabatan.
*untuk seorang sahabat yang selalu mengajarkan aku bagaimana keakuanku dan bagaimana kedirianku….Kuhadirkan diriku untuk dirimu dan melindungimu keindahanmu, hingga kau berkata :DIA yang terbaik untukmu

PERPEKTIF PSIKOLOGI POSITIF TERHADAP CINTA

Cinta adalah hal yang sukar dijelaskan dan sukar untuk dipahami. Tetapi cinta adalah hal yang teramat sangat penting dalam hidup manusia. Hal yang nyata dalam perilaku manusia adalah bahwa pencarian akan cinta dan hubungan yang penuh dengan dukungan adalah faktor yang signifikan dalam kehidupan seluruh manusia. Manusia selalu ingin dicintai dan mencintai. Alasan untuk mendapatkan belahan jiwa agar dapat hidup bahagia selamanya adalah hal yang sangat global pada setiap kultur manusia. Mengapa begitu banyak perhatian yang diberikan kepada jenis emosi tunggal ini? Dan apakah benar-benar cinta bisa membawa kesejahteraan dan kebahagiaan ? faktanya, hubungan yang positif adalah salah satu prediktor yang sangat signifikan dari kebahagiaan dan kepuasan hidup manusia. Bahkan cinta adalah hal yang sangat esensial dalam hidup manusia.
Dalam pembahasan tentang cinta ini, dapat dilihat secara singkat tentang kemajuan studi tentang cinta. Dimana beberapa waktu belakangan ini cinta mulai dijadikan topic penelitian psikologi. Mengingat psikologi yang tradisional lebih melihat sisi buruk seseorang daripada hal-hal baik dan indah dari seseorang. Meneliti tentang cinta adalah hal yang tidak mudah. Beberapa dari sedikit peneliti yang berani meneliti tentang cinta adalah Berscheid and Walster (1969,1978) yang mengenalkan romantic love kedalam daya tarik interpersonal. Kemudian Rubin (1970) yang meneliti membedakan gaya mencintai sesuai dengan kegemaran, dan Harlow (1974) yang memperluas penelitian tentang cinta sampai kepada spesies diluar manusia.
Pembahasan ini tidak hanya menitik beratkan kepada romanttisme cinta atau cinta yang dirasakan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin dan adanya rasa ingin memiliki. Tetapi pembahasan ini diperluas dengan cinta orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, cinta terhadap sahabat, cinta terhadap sesama.





ISI

A. Definisi tentang cinta
Definisi tentang cinta bermacam- macam. Mengingat cinta adalah hal yang sulit untuk didefinisikan, sullit untuk dijelaskan, dan sulit untuk dipahami.
Cinta adalah bagian dari emosi dan berhubungan dengan kemampuan afeksi yang kuat.
Kata ‘cinta’ menunjukkan pada perasaan, keadaan, dan sikap. Dari kesenangan-kesenangan yang umum (saya suka makanan itu) sampai pada hal yang khusus yang memiliki daya tarik interpersonal ( saya cinta pacar saya).
Sebagai konsep yang abstrak, cinta biasanya merujuk pada perasaan yang begitu dalam tentang kepedulian yang tulus kepada orang lain. (Wikipedia, 2008)
Cinta juga diartikan sebagai perasaan sayang sekali atau kasih sekali; terpikat antara laki-laki dan perempuan ( Kamus lengkap bahasa Indonesia, h.84).
Rubin (1983) membuat skala cinta dan mengkonsepkan cinta sebagai suatu sikap tentang orang lain, sebagai suatu himpunan pikiran yang khusus tentang orang yang dicintai. Menurut Rubin, ada tiga tema yang tercermin dalam pernyataan-pernyataan dalam skalanya yaitu kelekatan, keinginan untuk member perhatian, dan menemukan rasa percaya dan pengungkapan diri.
B. Evolusi dan Cinta
Berdasarkan perspektif evolusi, cinta memiliki hal-hal yang membuat manusia mampu beradaptasi (Shackelford & Buss, 1997). Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kelompok dan orang lain untuk dapat mengukir hidupnya, keluarganya, dan kelompok sosialnya. Dengan konteks ini, manusia akan berusaha menciptakan bentuk-bentuk keakraban, kedekatan, dan ikatan-ikatan yang dapat mendukung individu tersebut kedalam kumpulan individu yang lebih kecil. Dari sudut pandang biologis, ikatan ini mendoring manusia untuk membuat perlindungan terhadap kedekatan yang telah terjalin. Khususnya dengan anak-anak mereka.
Tetapi sudut pandang biologis ini tidak mengungkap aspek-aspek emosional dari individu. Dimana dalam sudut pandang biologis, ikatan-ikatan yang terjadi antar individu tidak diungkap berdasarkan aspek emosional seperti hal-hal yang berhubungan dengan cinta (janji sehidup semati, puisi cinta, lagu-lagu cinta) yang sebenarnya hal itu dapat mempengaruhi kedekatan dan ikatan didalam kelompok sosial individu, tidak hanya dilihat dari gen, hormon, dan neurotransmitter.
C. Teori Cinta
Karena cinta memiliki pengaruh yang sangat penting untuk kesejahteraan emosional, maka beberapa penelitian mengeklusifkan pada topic tentang cinta. Seperti yang telah banyak diketahui bahwa beberapa penelitian berpusat pada hal-hal apa yang membuat individu merasa puas dengan hubungannya dan faktor-faktor apa saja yang bisa membuat hubungan individu berjalan stabil. Beberapa pandangan teoritis tentang tipe atau macam dari cinta akan banyak membantu dalam memahami cinta.
Michael Barnes dan Robert Sternberg (1997) mengelompokkan perspektif tentang cinta kedalam teori explicit dan implicit. Perspektif yang menganalisis elemen inti dari cinta, dikelompokkan kedalam teori explicit. Tidak mengherankan bahwa pandangan ini melihat cinta dari satu dimensi. Freud melihat cinta dengan pandangan yang sama dengan Barnes dan Stenberg. Freud melihat cinta sebagai fenomena tunggal (Freud,1921/1952). Secara esensial, cinta merupakan emosi yang dapat menghasilkan berbagai macam bentuk.
Walaupun banyak penelitian yang mendukung teori dimensi tunggal Barnes dan Stenberg, banyak juga penelitian yang mengetengahkan cinta sebagai multidimensi. Salah satu bentuk dari teori multidimensi adalah teori two-factor (Hatfield, 1988; barnes & Stenberg, 1997). Beberapa peneliti mengetengahkan dua faktor dalam cinta. Yaitu passionate love dan companionate love. Para peneliti melihat bahwa kedua elemen ini sebagai dasar dan elemen utama dari cinta. Dan elemen-elemen ini dapat memunculkan macam dari cinta dimana manusia berkecimpung didalamnya. Yaitu kebaikan dan keburukan. Passionate love adalah kerinduan yang begitu kuat terhadap orang yang dicintai. Hal ini dapat memunculkan bentuk keputus asaan yang begitu hebatnya apabila terjadi penolakkan dari orang yang dicintai, atau kegembiraan atas penyatuan emosi serta pemenuhan sexual. Companionate love sering dihubungkan dengan afeksi, pertemanan, persahabatan, dan komitmen jangka panjang dalam suatu hubungan. Menurut Hatfield (1988) dua hal dalam passionate love yaitu kegembiraan yang luar biasa dan kesedihan yang begitu dalam akan memperkuat perasaan dari individu yang berada didalamnya, walaupun hal yang menyenangkan selalu ada didalam companionate love.
Teori lain tentang multidimensi adalah segitiga cinta Sternberg. Teori ini adalah teori yang paling sering disebut-sebut dalam perspektif multidimensi. Sternberg (1986) mengatakan bahwa semua hal yang berkenaan dengan cinta dibangun dari tiga komponen emosi yaitu nafsu, keintiman, dan komitmen. Nafsu (passion) adalah respon emosional yang hebat terhadap seseorang. Keintiman (intimacy) adalah kehangatan, kedekatan, dan saling mencurahkan perasaan dalam hubungan. Komitmen adalah keputusan untuk memelihara hubungan. Tiga tipe cinta dapat dideskripsikan : infatuation (hanya mengandalkan nafsu saja) adalah cinta pada pandangan pertama. Pada umumnya cinta ini hanya melibatkan suatu obsesi untuk mengidealisasikan pasangannya, liking (hanya mengandalkan keintiman), dan empty love (hanya mengandalkan komitmen saja). Cinta ini kemmungkinan terjadi dalam hubungan dengan jagka waktu yang lama dan mengalami stagnasi.Dengan mengkombinasi dua tipe, akan mendapatkan tiga tipe lainnya. : romantic love (keintiman dan nafsu), companionate love (keintiman dan komitmen), dan fatuous love (nafsu dan komitmen). Dan akhirnya consummate love adalah gabungan dari ketiganya yaitu nafsu, komitmen, dan keintiman. Dan kebanyakan individu mengharapkan mendapatkan consummate love didalam hidupnya, karena cinta model ini adalah hubungan cinta yang ideal.
D. Corak dari cinta
Eros merupakan passionate love. Dimana individu membuat batas-batas ideal dari pasangannya. Seperti membuat batas ideal keadaan fisik dari pasangannya dan mengandalkan cinta dari intensitasnya. Ludus adalah cinta yang hanya untuk main-main. Dan mengedepankan hubungan yang saling menguntungkan antara keduabelah pihak. Ludus memiliki komitmen terhadap pasangan yang rendah dan biasanya memiliki pasangan lebih dari satu. Storge adalah cinta yang menitik beratkan pada persahabatan. Pragma adalah cinta yang praktis. Cinta yang menuntut adanya pasangan yang serasi dan hubungan yang berjalan baik. Biasanya bentuk cinta ini melibatkan banyak pertimbangan logis dalam menentukkan pasangan dan lebih senang mencari kepuasan daripada kegembiraan. Mania adalah tergila-gila dengan cinta. Individu yang tergolong dalam mania ini adalah individu yang teramat sangat menginginkan cinta tetapi seringnya yang didapat adalah kesengsaraan karena cinta. Agape adalah cinta yang lebih mementingkan aspek memberi daripada menerima.
E. Cinta dan kebahagiaan.
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa cinta akan membawa kebahagiaan dalam hidup seseorang. Tesis yang dibuat oleh Myers dan Diener (1995) dalam mendiskusikan masalah cinta mencatat bahwa orang-orang yang menikah memiliki perasaan lebih bahagia daripada orang-orang yang tidak pernah menikah, bercerai, atau berpisah dari pasangan mereka. Hendrick & Hendrick (2000) melakukan penelitian dengan menggunakan 348 siswa perguruan tinggi. Hasilnya siswa-siswa yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang lebih merasa bahagia daripada siswa-siswa yang sedang tidak memiliki hubungan. Dalam sample yang sama, nilai kebahagiaan memiliki korelasi positif dengan passionate love.
F. Faktor-faktor yang berkaitan dengan cinta
a. Ganjaran (reward)
Walaupun rasa suka dan cinta berbeda, tetapi beberapa faktor yang member ganjaran sehingga meningkatkan rasa suka ternayat kemungkinan juga meningkatkan kesempatan pada cinta (Hudaniah dan Dayakisni, 2006 h.200) misalnya faktor-faktor itu adalah kedekatan, kesamaan, nilai-nilai, daya tarik fisik, dan saling mencintai.
b. Perbedaan Gender
Hasil penelitian Hatfield & Walster (1978) menunjukkan bahwa pria tiga kali lebih mungkin daripada wanita untuk bunuh diri setelah berakhirnya hubungan cinta (dalam Hudaniah dan Dayakisni, 2006).
Hasil riset juga menunjukkan bahwa ada perbedaan seks dalam gaya percintaan. Pria kelihatannya lebih cenderung pada gaya bercinta romantic, main-main atau egoistic, sementara wanita cenderung pada gaya cinta persahabatan, obsessive/insecure atau pragmatic (Hudaniah dan Dayakisni, 2006).
c. Cemburu : reaksi terhadap ancaman dalam suatu hubungan
Cemburu adalah suatu konsekuensi emosional yang potensial sewaktu-waktu atau kapanpun suatu hubungan terbentuk. Kehilangan pasangan atau kemungkinan kehilangan pasangan menciptakan emosi, pikiran dan perilaku rumit yang dapat menghancurkan. Cemburu nampaknya menjadi suatu emosi yang unik yang lebih intens daripada mundrnya hubungan romantic yang telah lama (Worchel, dkk.2000 dalam Hudaniah dan Dayakisni, 2006)
Menurut Gregory White (1981), pengalaman cemburu memiliki empat fase : (1) fase pertama, penaksiran awal, individu memoersepsi bahwa ada suatu ancaman terhadap keberadaan hubungan itu. (2) penaksiran kedua, irang mencoba untuk memahami situasi secara lebih baik dan mulai berfikir tentang cara-cara untuk mengatasinya. (3) reaksi emosi, cemburu dapat mengakibatkan reaksi emosional yang rentangnya beragam dan luas, walaupun perasaan-perasaan ini umumnya negatif (sedih, menderita, malu). (4) persepsi, pikiran dan perasaan yang dimiliki orang tentang cemburu akan mempengaruhi bagaimana orang berusaha untuk mengatasi kecemburuan itu. (dalam Hudaniah dan Dayakisni, 2006).




KESIMPULAN
Cinta adalah bagian dari emosi yang sulit untuk didefinisikan dan dipahami, tetapi cinta merupakan hal terpenting dalam kebahagiaan manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan-kebutuhan akan rasa saling memiliki dan saling mencintai.
Cinta dalam pembahasan ini tidak hanya cinta pada pasangan saja tetapi cinta yang luas yang meliputi pasangan maupun keluarga dan sahabat.
Cinta dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Karena didalam cinta terdapat kelekatan secara fisik dan emosional, perhatian, hubungan yang intim, perasaan membutuhkan, rasa percaya, dan toleransi terhadap kesalahan. Hal-hal tersebut adalah hal yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya akan rasa saling memiliki yang akhirnya akan membawa kepada kebahagiaan.
Cinta merupakan hubungan yang positif. Yang merupakan salah satu prediktor yang sangat signifikan dari kebahagiaan dan kepuasan hidup manusia.









KOMENTAR
Cinta bagi kehidupan manusia adalah hal yang esensial. Mengingat manusia adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari proses interaksi dengan lingkungan sosialnya. Karena itu cinta merupakan bagian dari hubungan interpersonal. Karena didalam cinta, melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan berkomunikasi.
Walaupun beberapa orang menafsirkan cinta tidak membawa kebahagiaan, tetapi kenyataan dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian isi membuktikan bahwa orang-orang yang terlibat didalam hubungan cinta dengan orang lain (pasangannya) merasa lebih bahagia daripada orang yang tidak memiliki hubungan cinta, bercerai, ataupun berpisah. Karena sesungguhnya cinta memang bisa membawa kebahagiaan yang luar biasa bagi manusia. Terbukti bahwa kegagalan cinta akan membawa manusia untuk mencari cinta yang baru. Kalau memang cinta itu tidak bisa membawa kebahagiaan dan kesejahteraan, dan hanya membawa kemalangan dan kepedihan, pastilah manusia tidak akan mencari cinta yang baru.
Studi tentang cinta adalah studi yang sangat menarik. Karena misteri dibalik cinta yang bisa berakibat begitu hebatnya pada manusia, memunculkan rasa ingin tahu lebih dalam tentang bagian dari emosi ini, untuk dapat diteliti lebih lanjut.
Saran :Untuk masa yang akan datang, pembelajaran tentang cinta dapat dikembangkan lebih daripada sebelumnya. Karena cinta merupakan komponen yang penting untuk kebahagiaan dan kesejahteraan individu. Cinta walaupun terkesan ringan, tetapi terdapat struktur yang kompleks didalamnya. Maka dari itu, perlu adanya pengembangan studi tentang cinta.
Masih perihal masa yang akan datang, semoga semakin banyak peneliti yang mengembangkan penelitiannya dengan melihat sisi positif dari individu dan tidak hanya mengungkap sisi negative dari seseorang.





DAFTAR RUJUKAN
Snyder, Lopez.(2002). Handbook of positive psychology.USA. Oxford university press.
Compton.(2005).An introduction to positive psychology.USA.Wadsworth.
Dayakisni, Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang. UMM press.
http://pos-psych.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Love

HIDUP SEHAT DENGAN MEMAAFKAN : PERSPEKTIF AGAMA, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

Pada tahun 1998, Seligman menjabat sebagai presiden APA menawarkan ilmu pengetahuan baru yang dinamakannya dengan psikologi positif. Psikologi positif sendiri hadir untuk mengatasi problematika yang semakin menghawatirkan banyak pihak. Psikologi positif dinyatakan sebagai suatu ilmu yang ingin mengubah penekanan dalam disiplin ilmu psikologi dari suatu model penyakit ke suatu model sehat untuk melengkapi apa yang sudah dikembangkan oleh ahli psikologi terdahulu. Tujuan utama psikologi positif adalah memahami, membangun dan memberdayakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki manusia (Diener, dan Diener 2003). Caranya adalah dengan mengembangkan aspek positif dalam diri manusia, salah satunya adalah dengan berperilaku maaf.
Sebagaimana kodratnya, manusia tidak pernah dapat dilepaskan dari interaksi soasialnya. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, aktivitas yang individu lakukan selalu berhubungan dan melibatkan orang lain. Hubungan interpersonal tersebut adakalanya menimbulkan rasa senang, aman dan nyaman. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri juga, konflik adalah suatu hal yang juga tidak dapat dilepaskan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Pendek kata, menjalin hubungan interpersonal berarti harus siap dengan segala resiko yang ada baik itu yang berhubungan dengan kesenangan atau kesakitan.
Akan tetapi, konflik sesungguhnya tidak selalu berakibat buruk. Karena pada dasarnya ada konflik yang sifatnya konstruktif (membangun) dan ada pula yang sifatnya destruktif (merusak). Hal ini sangat bergantung pada bagaimana individu mensikapi dan menangani konflik yang ada (Sadardjoen, dalam Dayakisni: 2008).
Konflik yang tidak dapat diatasi secara baik, akan menimbulkan konflik yang lebih besar dan berkepanjangan. Rasa sakit hati dan pikiran – pikiran negatif terhadap orang lain yang kemudian disertai dengan pembalasan adalah hal yang sering menyertai ketika konflik tidak dapat diredam. Lantas bagaimanakah konflik yang konstruktif itu? Bagaimanakah menjalin hubungan interpersonal yang lebih harmonis setelah terjadi rasa sakit?
Baron dan Byrne (2004) menyebutkan ada empat pilihan reaksi yang mungkin dilakukan ketika konflik yaitu pertama adalah sikap aktif menyelesaikan konflik. Kedua adalah loyalty atau sikap menunggu dengan harapan konflik dapat terselesaikan dengan sendirinya. Sikap ketiga adalah exit atau melarikan diri dari penyelesaian konflik. Dan sikap keempat adalah neglect atau berharap masalah menjadi lebih buruk. Sementara itu menurut Fincham (2000), pemaafan adalah sikap yang paling ideal dalam menyelesaikan konflik. Pemaafan memberikan suatu cara untuk menghadapi tantangan dalam menghilangkan hambatan-hambatan untuk berhubungan setelah mengalami rasa sakit hati. Tindakan memaafkan akan menyembuhkan luka dan mengurangi nestapa, membangun sesuatu yang baru, yang lebih konstruktif dan memotong siklus kekerasan. Dengan memaafkan seseorang terhindar dari dampak penghancuran diri karena terlalu lama menanggung beban kesakitan dan dendam sebagai korban.
Agama-agama dan nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat manusia umumnya meletakkan pemaafan atau pemberian maaf (forgiveness) ini sebagai salah satu pilar ajarannya. Pemaafan atau pemberian maaf sendiri berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka dalam hati (Shihab, 2001). Dalam agama Islam misalnya, Allah ‘azza wa jalla memerintahkan manusia untuk memberikan maaf kepada orang lain: “apabila kamu memaafkan, dan melapangkan dada serta melindungi, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS At-Taghabun:14).
“Forgiveness research” atau penelitian tentang perilaku memaafkan merupakan bidang yang kini banyak diteliti ilmuwan di sejumlah bidang keilmuan seperti kedokteran, psikologi dan kesehatan. Hal ini karena sikap memaafkan ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa raga, maupun hubungan antar-manusia. Jurnal ilmiah EXPLORE edisi Januari/Februari 2008, Vol. 4, No. 1 memaparkan bahwa perilaku memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan bagi orang yang memaafkan. Lebih jauh dari itu, penelitian terbaru mengisyaratkan pula bahwa pengaruh memaafkan ternyata juga berimbas baik pada kehidupan orang yang dimaafkan.
Worthington Jr., pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan., di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No. 3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien.
Anjuran agama untuk saling memaafkan.
Tidak sedikit dalil naqli baik dari al-Quran dan al-Hadis yang menganjurkan kepada manusia. Dalam Islam, Allah dilukiskan sebagai Maha Pemaaf (Maha Pengampun). Tidak seperti manusia, Allah memberikan maaf kepada siapa saja yang dikehendakinya, sekiranya orang tersebut memohon maaf dan berjanji tidak melakukan lagi perbuatannya. Alquran menggunakan 3 buah kata untuk melukiskan bentuk-bentuk pengampunan (permaafan); taubat, al-‘awf (maaf) dan al-Shaf (lapang dada). 2 kata terakhir memiliki kaitan langsung dengan maaf dimana 2 kata itu menunjukkan tingkatan pemberian maaf. Jika Anda memaafkan orang lain, maka maaf Anda bisa berada dalam 2 tingkat berikut; Anda memaafkan dia, tetapi tidak melupakan perbuatannya. Orang-orang Barat menyebut dengan kalimat ‘forgive, but not forget’ (memaafkan, tetapi tidak melupakan). Ibarat sebuah kertas penuh tulisan, maaf Anda seperti penghapus menutup tulisan itu. Tulisan tidak terhapus, tetapi sudah tidak terbaca lagi. Masih ada sisa-sisa hapusan yang sedikit kotor. Maaf pada level kedua adalah ketika Anda melupakan sama sekali apa yang pernah terjadi pada diri Anda. Anda tidak lagi menghapus tulisan, tetapi membuka lembaran baru yang kosong. Maaf jenis ini disebut al-Shaf. Maaf Anda disebabkan karena Anda memiliki kelapangan dada. Kata ‘berjabat tangan’ dalam bahasa Arab adalah ‘mushafahat’ yang diambil dari kata al-shaf tadi. Meski tidak segera sirna rasa dendam dan sulitnya muncul rasa maaf, tetapi dengan berjabat tangan setiap bertemu akan mencairkan rasa benci dan dendam itu.
Kata-kata maaf dalam berbagai ajaran agama bukan merupakan kata yang asing. Dalam kitab suci al-Quran dapat ditemukan puluhan kata maaf. Dalam al-Quran, Tuhan menyebutnya dengan Ghofur, yang artinya maha mengampuni. Dalam surat al-Baqoroh, Allah menunjukkan bagaiman ia mengampuni kesalahan Adam dengan mengajarkan berbagai kalimat. Beberapa ayat kemudian, Allah menjelaskan bagaimana ia mengampuni Bani Israil setelah mereka mengambil anak sapi sebagai Tuhan. Allah berfirman “ Kemudian kami maafkan kamu setelah itu (penyembelehan anak sapi agar kamu bersyuklur (Q.S Al-Baqoroh).
Dalam QS.24:22 dikatakan: “hendaklah mereka memaafkan dan melapangkan dada! Apakah kamu tidak ingin diampuni Allah?”. Dalam ayat lain QS.2:109: “maafkanlah mereka dan lapangkanlah dada. Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan (terhadap yang melakukan kesalahan kepadanya)”.
Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam adalah pribadi yang mudah memberi maaf dalam sejarah kemanusiaan. Muhammad dikenal mudah memaafkan seseorang yang menyakitinya. Diceritakan bahwa, suatu saat Muhammad menyampaikan dakwah kepada orang-orang daerah Thaif. Ternyata mereka bereaksi negative atas dakwah Muhammad, yaitu menolak bahkan menyakiti fisik Muhammad . Ternyata sikap kasar orang-orang Thaif ini, Muhammad menunjukkan pemberian maafnya. Muhammad juga optimis bahwa anak cucu orang-orang Thaif kelak akan menjadi orang-orang yang beriman. Kisah lain menyebutkan, bahwa ada nabi Muhammad ketika akan beribadah atau berangkat berdakwah selalu ada seseoang yang meludahi. Akan tetapi, beliau bereaksi tenang dan tidak membalasnya. Justru Muhammad terheran-heran manakala lewat jalan tersebut si peludah tidak tampak. Saat tahu bahwa si peludah sakit, Muhammad bersilaturrahmi pada orang tersebut, sesuatu yang sangat menggetarkan hati si peludah. Dan akhirnya si peludah meminta maaf kepada nabi Muhammad dan menyatakan diri masuk agama Islam. Begitulah strategi nabi Muhammad dalam melakukan dakwah, tidak dengan cara kekerasan akan tetapi dengan mauidloh hasanah dan memberi maaf.
Pengaruh Maaf Terhadap Fungsi Psikofisologis Manusia.
McCullough pakar psikologi yang merupakan salah satu pioner dalam penelitian maaf, menytatakan bahwa maaf berpengaruh positif terhadap fungsi jasmani (fisiologis) dan kejiwaan (psikologis). Aspek psikologis pemberian maaf dapat menigkatkan emosi positif , resiliensi dan menumbuhkan harapan.
McCullough dkk (1997) mengatakan ahli-ahli psikologi yang mendalami perilaku maaf mengkonsepsikan maaf sebagai sebagai sekelompok perubahan motivasi terhadap penganiayaan. Tatakala orang memaafkan, mereka termotivasi untuk menghindari dan mengurangi hal-hal yang berkaitan dengan balas dendam (revengeace) dan menigkatkan motivasi yang berkaitan dengan rasa sayang, kebaikan, kedemarwanan, persahabatan, dll.
Di samping itu, kajian ilmiah membuktikan bahwa memaafkan terkait erat dengan kemampuan orang dalam mengendalikan dirinya. Hilangnya pengendalian diri mengalami penurunan ketika orang memaafkan dan hal ini menghentikan dorongan untuk membalas dendam.
Thoresen dkk (2000) menyarankan beberapa mekanisme psikososial yang dapat menerangkan keterkaitan maaf dengan kesejahteraan fisik dan psikis. Menurutnya, maaf dapat meningkatkan pemikiran optimis dan mengurangi keputusasaan, meningkatkan efikasi diri, peningkatan dukungan sosial dan emosional dan untuk beberapa individu meningkatkan rasa transenden.
Perilaku maaf dapat meningkatkan kebahagiaan dari kemampuan individu untuk menolong orang dalam memperbaiki dan melindungi serta mempertahankan hubungan dekat dan suportif (Karremans, dkk, 2003).
Sebaliknya, seseorang yang susah untuk memaafkan kesalahan orang lain akan menyebabkan nyeri emosional akibat rasa dendam dan marah yang berkepanjangan dan merusakan kenyamanan jiwa. Jika dendam dan marah terus menerus menumpuk—gejala ini merupakan gejala utama dari mereka yang mudah marah dan membenci—merupakan perusak utama dari kehidupan emosional yang baik. Ilmu psikoneuroimnologi menjelaskan bahwa mereka yang pendendam dan sulit memberikan maaf bagi orang lebih mudah menderita penyakit fisik dan mental dibandingkan mereka yang tidak atau kurang memiliki perilaku itu. Para pendendam biasanya memiliki stok marah yang lebih banyak dibandingkan bukan pendendam. Mereka mudah sekali marah jika melihat obyek marah berada di sekitar mereka. Mereka juga kehilangan emosi positif ketika dendam mulai mendera.

Orang-orang ini melihat kehidupan dengan sudut pandang negatif, hitam putih dan berdimensi jangka pendek. Mereka yang berpandangan jangka pendek biasanya memiliki kesulitan hidup baik. Pola pikir ini telah menghalangi mereka untuk melihat kebaikan pada diri orang lain, termasuk menyadari bahwa manusia bisa berubah setiap saat. Orang-orang ini juga menderita gangguan jiwa paranoid, yakni sikap mudah curiga pada segala hal yang dilakukan oleh seseorang yang dimusuhinya. Para pendendam berkeyakinan bahwa setiap hal yang dilakukan oleh musuhnya—meski itu sebuah kebaikan—merupakan cara untuk menyakiti dirinya, dan bermaksud melukai hatinya.
Dengan memaafkan seseorang akan dapat memperluas dan menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan orang lain. Persahabatan akan terjalin dengan kekal jika satu sama lain bisa saling memaafkan. Hal akan dapat mencegah kedzaliman yang terulang terhadap sesama. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Harry M. Wallace (2008), menyimpulkan bahwa menyatakan pemberian maaf biasanya menjadikan orang yang mendzalimi si pemaaf tersebut untuk tidak melakukan tindak kedzaliman serupa di masa mendatang.
Penelitian menggunakan teknologi canggih pencitraan otak seperti tomografi emisi positron dan pencitraan resonansi magnetik fungsional berhasil mengungkap perbedaan pola gambar otak orang yang memaafkan dan yang tidak memaafkan.
Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktivitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Demikian pula, ada ketidaksamaan aktivitas hormon dan keadaan darah si pemaaf dibandingkan dengan si pendendam atau si pemarah. Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung mengarah pada tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi. Keadaan hormon dan darah sebagaimana dipicu sikap tidak memaafkan ini berdampak buruk pada kesehatan.
Raut wajah, daya hantar kulit, dan detak jantung termasuk yang juga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap memaafkan. Sikap tidak memaafkan memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi, daya hantar kulit lebih tinggi, dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kesimpulannya, sikap tidak mau memaafkan yang sangat parah dapat berdampak buruk pada kesehatan dengan membiarkan keberadaan stres dalam diri orang tersebut. Hal ini akan memperhebat reaksi jantung dan pembuluh darah di saat sang penderita mengingat peristiwa buruk yang dialaminya. Sebaliknya, sikap memaafkan berperan sebagai penyangga yang dapat menekan reaksi jantung dan pembuluh darah sekaligus memicu pemunculan tanggapan emosi positif yang menggantikan emosi negatif.
Sebuah penelitian eksperimental di Amerika serikat dengan menggunakan pasien kanker di sebuah rumah sakit membuktikan bahwa pasien yang dikondisikan untuk memaafkan orang lain ternyata memiliki tingkat kepulihan yang cukup signifikan dibandingkan dengan pasien yang tidak diberi perlakuan.
Berdasarkan bukti berlimpah sikap memaafkan yang berdampak positif terhadap kesehatan jiwa raga, kini di sejumlah negara-negara maju telah dilakukan berbagai pelatihan menumbuhkan jiwa pemaaf dalam diri seseorang. Bahkan perilaku memaafkan ini mulai diujicobakan di dunia kesehatan dan kedokteran dalam penanganan pasien penderita sejumlah penyakit berbahaya.
Orang yang menderita resiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi berpeluang mendapatkan manfaat dari sikap memaafkan. Telah dibuktikan bahwa 10 minggu pengobatan dengan menggunakan “sikap memaafkan” mengurangi gangguan kerusakan aliran darah otot jantung yang dipicu oleh sikap marah.
Rasa sakit kronis dapat diperparah dengan sikap marah dan kesal (dendam). Penelitian terhadap orang yang menderita sakit kronis pada punggung bawah menunjukkan bahwa rasa marah, sakit hati, dan sakit yang dapat dirasakan secara inderawi lebih berkurang pada mereka dengan sikap pemaaf yang lebih besar.
Faktor kognitif dan Emosi yang mendorong tindakan memaafkan
Suatu eksperimen memberikan pencerahan terhadap faktor kognitif dan emosi yang dapat menfasilitasi dan merusak perilaku maaf. McCullough, Worthington dan Rachel (1997) membantu untuk menyediakan rasional teoritis mengapa empati terhadap penganiaya merupakan penyebab penting terhadap perilaku maaf. Mereka berpendapat bahwa maaf memiliki struktur dan fungsi mirip dengan perilaku altruistik (senang menolong) dan serupa dengan apa yang dapat ditemui dalam emphaty (Batson, 1999). McCullough (1997) dalam studi pertanyaannya mendapatkan bukti menerima suatu apologi akan memudahkan individu untuk memberi maaf dengann cara menigkatkan empati untuk penganiaya. Dalam studi mereka yang kedua mereka mereka menemukan bahwa empahaty mempromosikan lebih banyk perubhn dalam memaafkan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa empati dapat mempengaruhi pemberian maaf dengan cara menfasilitasi empati pada penyerang. Studi yang lain memperkuat keterkaitan maaf dengan empati. Orany yang memafkan penganiaya cenderung memiliki tingkat tinggi empati terhadap mereka (McCollough, dkk, 2002). , dan orang yang mempunyai skor yang lebih tinggi dalam sifat pemaaf juga mamperoleh skor yang lebih tinggi dasifat empati.
Penutup
Tidak dapat dipungkiri jika perilaku maaf (memberi dan meminta maaf ) adalah perbuatan yang sulit untuk dilakukan. Apalagi perilaku maaf yang harus dibarengi dengan keikhlasan (unconditional forgiveness). Hal ini lebih disebabkan sikap egois untuk mengakui kesalahan yang sering mendominasi kepribadian manusia. Akan tetapi, sesuatu yang sulit bukan berarti sama sekali tidak bisa dilakukan. Untuk melatih diri mempunyai sifat pemaaf dan meminta maaf memang perlu untuk dilatih. Saat ini terdapat gerakan memaafkan yang dipimpin oleh Everett L. Worthington Jr., profesor psikologi di Virginia Commonwealth University, gerakan ini menyediakan informasi seputar berlimpah hasil penelitian seputar memanfaatkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu. Maaf salah satu kajian yang cukup penting dan perlu dikembangkan. Apalagi dalam suasana yang penuh konflik seperti sekarang ini.

DAFTAR RUJUKAN

Enright, R.D. (2003). Forgiveness Is A Choice. Washington : APA Life Tools.

Enright, R.D. & Baskin, T.W. 2004. Intervention Studies on Forgiveness : A Meta Analysis. Journal of Counseling and Develeopment. 82, 1: 79-91.

Harry M Wallace (2008). Interpersonal Consequences of forgiveness : Does Forgiveness deter or encourage repeat offenses?. Journal of Experimental Social Psychology. 44, 2 : 453 – 460.

Nashori, F. (2008). Psikologi Sosial Islami. Yogyakarta : Refika Aditama

Worthington (2005). Forgiveness in Health Research and Medical Practice : Journal Explore : The Journal of Science and Healing : Vol.1, No. 3.

Htttp//www.hidayatullah.co.id

Narkolepsi (narcolepsy)

Narkolepsi (narcolepsy) adalah gangguan tidur yang cukup umum diderita, namun seperti gangguan tidur lainnya ia juga amat jarang dikenali oleh masyarakat.
Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk dapat dipuaskan setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.
Yang terutama terganggu adalah mekanisme pengaturan tidur, dimana tahap tidur REM dapat menembus kesadaran disaat kita terjaga. Tahap tidur REM adalah tahap dimana kita bermimpi (lihat bagian Gambaran Pola Tidur.) Tidak jarang penderitanya berada dalam kondisi tidak sepenuhnya terjaga atau tidak sepenuhnya tertidur.
Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):
1. Rasa kantuk berlebihan (EDS)
2. Katapleksi (cataplexy)
3. Sleep paralysis
4. Hypnagogic/hypnopompic hallucination.
Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari merupakan gejala umum gangguan tidur. Tetapi jika rasa kantuk ini timbul pada orang yang tidak menderita OSA (Obstructive Sleep Apnea) ataupun PLMS (Periodic Limb Movements) dengan disertai gejala lain (4 gejala klasik,) narkolepsi harus dipertimbangkan sebagai diagnosa.
Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.
Penderita narkolepsi dapat mengingat semua kejadian selama serangan yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Tetapi, dalam suasana yang kondusif dan nyaman, ketika mengalami serangan katapleksi seorang penderita dapat langsung tertidur pulas. Kondisi ini perlu dibedakan dengan sinkop atau serangan kejang dimana penderitanya tidak dapat mengingat segala kejadian selama serangan.
Tidak semua penderita narkolepsi mengalami katapleksi. Beberapa orang tidak mengalami katapleksi sama sekali atau baru merasakannya setelah beberapa tahun.
Hypnagogic / hypnopompic hallucination merupakan halusinasi yang sering kali muncul begitu saja saat penderita hendak tidur. Isi halusinasi secara misterius sering kali menyeramkan. Yang paling sering dilaporkan adalah kehadiran orang asing di sudut kamar. Tidak jarang penderita menceritakan kehadiran seorang teman di kamar tidurnya yang sebenarnya tidak sedang berkunjung. Kondisi ini sering kali mengarahkan diagnosa pada gangguan-gangguan kejiwaan.
Padahal yang terjadi adalah kesadaran mimpi yang menerobos kesadaran terjaga, sehingga muncul sebagai halusinasi. Ini biasanya terjadi pada saat peralihan dari sadar ke tidur (hypnagogic) atau dari tidur ke sadar (hypnopompic.)
Sleep paralysis adalah keadaan lumpuh dimana penderitanya tidak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali. Di saat peralihan dari sadar ke tidur, sleep paralysis bisa menyerang berbarengan dengan halusinasi sehingga menimbulkan pengalaman yang menakutkan bagi penderitanya. Ini terjadi karena gelombang tidur REM (mimpi) yang menerobos ke kesadaran sehingga seolah penderita bermimpi di siang bolong. Anda tentu ingat, bahwa dalam tahap tidur REM seluruh otot tubuh (kecuali mata dan pernafasan) menjadi lumpuh total.
Untuk menegakkan diagnosa, selain keempat gejala klasik tadi diperlukan juga pemeriksaan Polysomonografi (sleep study.) Pemeriksaan dilakukan semalaman dan dilanjutkan dengan Multiple Sleep Latency Test (MSLT.) MSLT adalah sleep study yang dilakukan di pagi hingga sore hari untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat tertidur di pagi/siang hari. Pemeriksaan dibagi menjadi 5 kali tidur siang, dimana setiap kalinya pasien diberi waktu 20 menit untuk jatuh tidur dengan tidur pertama berjarak 1,5 hingga 3 jam setelah bangun pagi. Penderita narkolepsi tertidur kurang dari 5 menit dan biasanya dari 5 tidur siang terdapat 2 sleep onset REM (SOREM.) SOREM adalah kondisi dimana gelombang otak penderita berubah langsung dari terjaga ke REM.
Pada narkolepsi yang tidak disertai dengan katapleksi, selain menggunakan MSLT diagnosa dapat juga ditegakkan dengan ditemukannya antigen khusus (HLA DQB1*0602) atau rendahnya kadar hipokretin (orexin) dalam cairan serebro spinal. Walaupun tidak spesifik untuk memeriksa narkolepsi, pemeriksaan ini dapat membantu diagnosa. Biasanya pasien tanpa katapleksi yang tes DQB1*0602-nya positif, baru akan diperiksakan kadar hipokretin.
Sleep paralysis dan hypnagogic hallucination tidak hanya terjadi pada penderita narkolepsi. Anda tentu pernah mengalaminya, setidaknya sekali dalam sepanjang hidup. Saat kelelahan dan mempunyai hutang tidur yang menumpuk, tanpa disadari Anda pun langsung jatuh pada tahap tidur REM (SOREM.) Antara sadar dan bermimpi Anda seolah melihat bayangan gelap melintas di depan, dalam ketakutan Anda ingin beranjak, tetapi seluruh tubuh lumpuh tak mau bergerak hingga akhirnya Anda tersadar penuh dan bertanya-tanya tentang kejadian yang baru saja dialami. Pengalaman mistis?
Narkolepsi merupakan gangguan yang penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Penelitian dengan menggunakan anjing-anjing narkoleptik masih terus dilakukan dan mulai menampakkan titik terang.
Walau demikian, dengan perawatan yang tepat dan penuh disiplin, seorang penderita narkolepsi dapat hidup normal. Apalagi dengan disertai dukungan dari keluarga dan para sahabat yang siap menjaga keselamatan si penderita. Kecelakaan sering terjadi karena serangan lumpuh (paralysis) yang muncul tiba-tiba saat memasak, mengendara, menyetrika atau berendam.
Penderita narkolepsi yang berada dalam pengobatan dapat mengendara jarak dekat secara aman. Bahkan dikatakan bahwa mereka berada dalam kondisi yang lebih aman dibandingkan dengan orang ’normal’ yang sedang kurang tidur!
Penyakit ini juga tidak dapat dikatakan penyakit keturunan. Meskipun ada anak yang menderita narkolepsi seperti orang tuanya, kebanyakan penderita mempunyai anak-anak yang normal. Jadi jika pasangan Anda menderita narkolepsi jangan ragu untuk menikahinya.

Jumat, 28 November 2008

BAGAIMANA PENDIDIKAN YANG COCOK UNTUK ANAK BERBAKAT DENGAN PERKEMBANGAN DISINKRONI

BAGAIMANA PENDIDIKAN YANG COCOK
UNTUK ANAK BERBAKAT DENGAN PERKEMBANGAN DISINKRONI?

Dibawakan dalam Seminar Gifted-Autisme – ADHD Penanganan dan Permasalahannya, di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Jogjakarta,
11 December 2004



The success of the inclusive school
depends considerable on early identification, assessment and stimulation of very young child with special educational needs.
Early childhood care and education programmes for children aged up to six years ought to be developed and/or reoriented to promote physical, intellectual and social development and school readiness…
Programmes of dit level should recognize the principle of inclusion and be developed in a comprehensive way by combining pre-school activities and early childhood health care.

Salamanca Framework for Action
Article 53


Julia Maria van Tiel
Kelompok diskusi orang tua anak berbakat
j.v.tiel@hetnet.nl
anakberbakat-owner@yahoogroups.com
http://gifted-disinkroni.blogspot.com/

PENDAHULUAN DAN MASALAH

Bagaimana pendidikan yang cocok untuk anak berbakat? Pertanyaan ini sering sekali diajukan dalam diskusi kelompok kami. Sementara itu, dalam berbagai publikasi tentang pendidikan anak berbakat di Indonesia selalu dikemukakan tentang kelas unggulan dan program akselerasi. Jika berfikir ke arah sana, jelas kelompok anak berbakat yang terhimpun dalam kelompok kami ini tidak akan bisa masuk dalam kriteria anak berbakat yang bisa diterima di kelas unggulan. Masalah utama adalah bahwa anak-anak ini:
1) tidak menunjukkan prestasi prima;
2) mempunyai prestasi hanya dibidang minatannya saja;
3) dalam test IQ menunjukkan ketidak harmonisan profil;
4) selalu terdiagnosa berbagai gangguan mental dan perilaku, yang membuat sekolah enggan untuk menerimanya;
5) guru tidak tahu bagaimana harus menghadapinya;
6) mengalami kesulitan beradaptasi dengan program kelas konvensional.
7) tak satupun bentuk sekolah yang tersedia yang mampu menerima anak dengan dua karakteristik sekaligus ini.

Bukan saja ia tidak bisa masuk ke dalam kelas unggulan, tetapi juga kesulitan berada di sekolah-sekolah dasar umum (reguler). Alasannya, ia tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh fihak sekolah, sehingga prestasi yang dicapai seringkali tidak sesuai dengan persyaratan perkembangan pada umumnya seorang anak. Beberapa kesulitan yang sering didapatkan antara lain:
1) prestasi nilai tidak seimbang, hanya baik disuatu mata ajaran yang diminati seperti misalnya berhitung, tetapi pelajaran lain mempunyai nilai sangat jelek, yaitu pelajaran Agama, PPKn, dan bahasa Indonesia, karena itu ia tidak memenuhi persyaratan naik kelas sedang di sisi lain ia mempunyai bidang minatan yang menuntut pengembangan,
2) mengalami kesulitan menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti pekerjaan rumah, dan tugas menghapal,
3) tidak bisa bekerjasama dalam tim,
4) prestasi menulisnya jelek sehingga banyak pekerjaan yang tidak bisa terbaca, hal ini karena perkembangan motorik halusnya tertinggal,
5) kemampuan abstraksi mondeling sering tertinggal bila dibanding teman-temannya,
6) kadang diikuti dengan learning disabilities (gangguan belajar),
7) sulit berkonsentrasi di tempat ramai, emosional dan mudah frustrasi, tidak bisa diam serta dianggap mengacaukan jalannya pembelajaran di dalam kelas serta menyikat perhatian guru,

Kini semakin sadarnya masyarakat terhadap pola tumbuh kembang seorang anak normal, serta pemantauan tumbuh kembang anak yang semakin detil, menyebabkan anak-anak kelompok ini menjadi kelompok yang terpisahkan dari kelompok anak normal, yang sayangnya hingga kini di Indonesia belum mendapatkan tempat di sekolah. Kelompok ini sekalipun berjumlah besar (setengah dari populasi anak berbakat yaitu setengah dari 3- 5 persen dari anak yang lahir) namun kelompok anak seperti ini belum populer di Indonesia, karenanya masih sangat langkanya ahli yang mempelajarinya, melakukan deteksi dini, memberikan bimbingan pada guru, serta mendidik para orang tua dalam tugas pengasuhannya. Di samping itu masih terjadi debat tentang diagnosa anak-anak ini di antara para profesional terutama di antara dokter dan psikolog, menjadikan anak-anak ini terlalaikan, tak terarah, tidak terbimbing sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya bahkan tidak terdidik dengan semestinya. Para orang tua anak-anak ini juga tidak mendapatkan pembinaan yang selengkapnya agar ia dapat mengasuh dengan sebaik-baiknya.
Anak-anak ini tidak bisa diterima sekolah dasar umum, artinya bahwa anak-anak gifted dengan perkembangan disinkroni ini membutuhkan pendekatan pendidikan yang berbeda dari anak normal dan membutuhkan metoda khusus yang disesuaikan dengan berbagai karakteristik yang disandangnya, baik permasalahnya maupun giftednessnya.


MEMBUTUHKAN PENDEKATAN DUA ARAH

Giftedness pada dasarnya bukanlah sesuatu yang dapat diartikan sebagai hal yang disorder, karena giftedness adalah suatu perkembangan intelektual, karena itu selalu disimpulkan bahwa giftedness bukanlah suatu masalah dan tidak memerlukan pendekatan khusus (terapi). Namun ternyata dalam perjalanan tumbuh kembangnya anak-anak ini kemudian mengalami berbagai pengalaman yang menyulitkan, karena karakteristik giftednessnya yang ternyata menimbulkan masalah justru menjadi tidak tertangani, apalagi jika diikuti dengan tumbuh kembang yang tidak mengikuti pola normal.

Di Negara-negara yang menggunakan system asuransi, keadaan ini menjadi sangat tragis, saat mana anak-anak ini membutuhkan berbagai pemeriksaan dan remedial terapi. Diagnosa mana yang harus diambil dan menjadi prioritas? Apakah diagnosa gangguannya sehingga anak-anak ini akan mendapatkan pendidikan sekaligus terapi khusus sesuai dengan gangguan yang disandangnya serta mendapatkan subsidi kesehatan dan bantuan asuransi, yang artinya ia harus masuk sekolah khusus (SLB)? Ataukah pembinaan giftednessnya, yang artinya ia harus masuk sekolah umum plus pembinaan giftednessnya? Seringkali karena masalah yang disandangnya ini menyebabkan ia pun mengalami gangguan dalam penerimaan pengajaran, maka justru yang menjadi prioritas adalah memberikan terapi dan masuk ke sekolah khusus (SLB) dengan diagnosa mengalami gangguan mental dan perilaku, karena dengan diagnosa ini ia dapat menerima subsidi ataupun asuransi kesehatan. Ditambah lagi dengan pengertian bahwa giftedness bukanlah suatu masalah.

Memprioritaskan salah satu dari kedua itu ternyata dari banyak pengalaman menunjukkan hanya akan menimbulkan berbagai masalah baru, yang memperparah keadaan dan lebih sulit ditanggulangi (Monks& Ypenburg, 1995) . Sampai saat ini masih sangat jarang negara yang mempunyai system pendidikan yang menggunakan kedua pendekatan sekaligus untuk anak-anak kelompok seperti ini, yaitu memberikan remedial terapi di sekolah umum sekaligus juga memberikan layanan keberbakatannya yaitu dengan memberikan metoda yang sesuai dengan gaya belajarnya, memberikan program pengkayaan, pendalaman dan percepatan. Hal ini disebabkan masih langkanya penelitian baik di bidang kedokteran, psikologi, maupun pedagogi terhadap anak-anak kelompok ini. Di mana penelitian itu dapat digunakan sebagai landasan dalam pengelolaan, penetapan peraturan dan undang-undang pendidikan yang akan menyangkut masalah manajemen pendidikan dan kurikulum, pembiayaan, serta jalur yang dapat ditempuh oleh anak-anak ini.

Akibat permasalahan yang disandangnya itu mengakibatkan anak-anak ini juga mengalami prestasi yang tidak memuaskan, sehingga tidak naik kelas, dianggap bodoh dan akhirnya masuk ke jenjang sekolah yang tidak memerlukan pengembangan intelektual. Jika jenjang ini ditempuh, maka bisa dibayangkan jika seumur hidupnya hanya akan mengalami berbagai masalah yang bagai domino efek. Hambatan pengembangan intelektual hanya akan menyebabkan masalah perilaku agresi (pada anak laki-laki) atau psikosomatik (pada anak perempuan), kefrustrasian, rendah diri, dan depresi.


PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK GIFTED DI BELANDA

Sejarah

We zijn samen weer naar school (kita kembali bersama-sama ke sekolah) adalah inovasi sistem pendidikan di Belanda dalam menanggapi kebutuhan pendidikan yang memperhatikan bahwa setiap anak mempunyai keunikan masing-masing (disebut omgaan met verschillen) dengan pendekatan sistem pendidikan yang adaptif, yang artinya bahwa pendidikan yang ditawarkan harus mampu diterima oleh setiap murid. Bentuk ini merupakan reaksi terhadap keadaan yang dirasa semakin kurang menguntungkan terhadap anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus dalam pendidikan dengan cara memisahkannya dari komunitas anak-anak yang dianggap normal dalam sekolah-sekolah khusus atau luar biasa (special onderwijs). Pemisahan yang dimulai sejak pasca perang dunia itu, yang pada akhirnya menghasilkan bentuk yang semakin beragam, maka sejak tahun 1963 sistem pendidikan seperti ini mulai dirasa kurang menguntungkan bagi perkembangan si anak, disamping itu juga dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dalam deteksi anak-anak bermasalah, mengakibatkan jumlah anak bermasalah menjadi semakin meningkat yang menyebabkan bangku sekolah khusus yang disediakan tidak seimbang lagi dengan kebutuhan. Sejak itu difikirkan adanya bentuk sekolah reguler (umum) yang juga dapat menerima anak-anak yang membutuhkan perhatian ekstra. Dan pada tahun 1990 ditetapkanlah adanya bentuk sekolah ini yang kemudian disebut We zijn samen weer naar school ( Dodde & Luene,1995).

We zijn samen weer naar school yang merupakan bentuk sekolah dalam sistem reguler ini, awalnya selain dapat menerima anak-anak yang normal tetapi sekaligus juga dapat menerima anak-anak yang mengalami gangguan belajar spesifik (pesific learning disabilities) yaitu disleksia, disgrafia dan diskalkulia, namun pada tahun 2000 sekolah-sekolah reguler ini menerima juga anak-anak gifted baik yang mempunyai prestasi maupun yang mengalami prestasi rendah (underachiever) dan bermasalah. Anak-anak dengan ADHD dapat diterima tahun 2000. Pada tahun 2002 kemudian dapat menerima anak-anak dengan ASD (Autistic Spectrum Disorder) dengan batasan inteligensia normal ke atas.

Anak-anak dengan berbagai gangguan lainnya (gangguan inteligensia yang berat; cacat primer seperti buta, tuli, dan cacat fisik lainnya; serta gangguan mental) tidak dimasukkan dalam sekolah reguler. Sehingga model sekolah inklusif Belanda (di mana sekolah umum/reguler dapat menerima anak dengan kebutuhan khusus) berbeda dengan model sekolah inklusif yang dikembangkan oleh Unesco yang inovasinya didasari Deklarasi Salamanca tahun 1994 bahwa setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang sebaik-sebaiknya serta pendidikan perlu memperhatikan keunikan setiap individu. Model inklusif yang dikembangkan oleh Unesco adalah bentuk sekolah reguler yang terbuka untuk berbagai anak berkebutuhan khusus, sehingga negara yang menggunakan model ini tidak lagi memerlukan adanya sekolah-sekolah khusus (SLB).

Sementara itu Negara Belanda menggunakan selain pendekatan inklusif yang membatasi penerimaan murid berkebutuhan khusus, tetapi juga tetap mengadakan sekolah-sekolah khusus. Dalam pelaksanaannya kemudian, diadakan kerjasama dan pengembangan secara lintas program antar sekolah-sekolah reguler dan sekolah khusus. Sebagian anak-anak yang dirasa sudah dapat dipindah ke sekolah reguler, tidak perlu lagi ke sekolah khusus, atau sebaliknya. Jika yang diprioritaskan adalah mengatasi permasalahan yang disandang oleh seorang murid, maka ia bisa dipindahkan ke sekolah khusus.

Masuknya anak-anak gifted ke dalam sekolah reguler inklusif Belanda sebagai kelompok anak yang membutuhkan perhatian khusus ini juga diperlukan keputusan bersama antar Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan, yang memberlakukan bahwa dalam melihat kebutuhan pendidikan anak-anak gifted diperlukan dua aspek pandangan yang sama pentingnya yaitu (Ministrie van Onderwijs, Cultuur en Wetenschappen, 2001):
1) aspek permasalah yang disandang anak-anak gifted yang dapat menyebabkan anak-anak ini mengalami prestasi yang rendah (underachiever) ;
2) aspek pengembangan potensi keberbakatan.

Keputusan ini berdasarkan nota dari Menteri Pendidikan (Ministerie van Onderwijs, Cultuur en Wettenschappen) tahun 1988 yang akhirnya mendasari undang-undang tentang pengelolaan anak-anak gifted Belanda (Mooij, 1991). Dengan undang-undang ini maka kelompok anak-anak gifted dimasukkan sebagai kelompok anak berkebutuhan khusus dan sekaligus juga menerima subsidi kesehatan dan jaminan asuransi jika memerlukan berbagai pemeriksaan psikologi yang berkaitan dengan pengembangan giftdnessnya (Ministerie van Onderwijs, Cultuur en Wetenshsappen, 2001).

Perjalanan panjang perencanaan pengelolaan pendidikan anak-anak gifted Belanda ini dimulai dari sejarah penelitian panjang yang diketuai oleh JF Mönks seorang psikolog pendidikan dari Universitas Nijmegen. Hal yang mendorong diadakannya penelitian ini adalah karena banyaknya anak-anak yang mendapatkan diagnosa MBD (Minor Brain Damage, pada waktu itu diagnosa ini lebih populer) dan mendapatkan berbagai terapi dan revalidasi, serta ditempatkan di panti-panti dan sekolah untuk anak-anak yang sangat bermasalah, namun berbagai tindakan yang diberikan ini bukan memecahkan masalah tetapi lebih memperburuk keadaan. Pada waktu Mönks melakukan assessment perkembangan inteligensia, menunjukkan bahwa anak-anak ini ternyata mempunyai potensi giftedness yang tidak pernah menjadi bahan pertimbangan dalam pendidikannya. Kepada anak-anak ini kemudian dilakukan rehabilitasi, namun ternyata upaya rehabilitasi lebih sulit jika giftedness anak-anak seperti ini telah dapat dideteksi dan segera diberikan pendidikan yang terstruktur sejak dini.

Maka sejak tahun 1983 dimulailah penelitian panjang tentang anak-anak gifted Belanda, yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Keberbakatan atau CBO (Centrum voor Begaafdheids Onderzoek) Universitas Nijmegen. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa setengah populasi anak-anak berbakat ternyata mengalami prestasi rendah yang tidak sesuai dengan potensi yang diharapkan. Berbagai hal yang menyebabkan jatuhnya prestasi ini antara lain karena dukungan terhadap berbagai perkembangan dan intelektual si anak baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat menunjukkan dukungan yang tidak mencukupi. Hasil penelitian ini kemudian melengkapi teori Triadik Renzulli menjadi Triadik Renzulli-Mönks yang dipublikasinya tahun 1988 (Monks & Ypenburg,1995). Teori inilah yang kini menjadi dasar perundang-undangan dan pendidikan anak-anak gifted di berbagai negara di Eropa.

Istilah gifted di Belanda lebih dikenal dengan sebutan hoogbegaafd (potensi tinggi) yang dalam penggunaan bahasa Inggris lebih dikenal dengan istilah high ability yang pengertiannya lebih mengacu pada potensi yang dimiliki setiap anak gifted, daripada produk atau prestasi yang dihasilkan. Istilah high ability ini kini lebih banyak digunakan dan menjadi istilah resmi di berbagai negara Eropa. Dalam kerjasama pendidikan anak-anak gifted di Eropa, berbagai negara bersatu dan membentuk sebuah lembaga konsil dengan nama ECHA (European Council for High Ability). Sementara Amerika masih menggunakan istilah Gifted Center (ECHA,2004, http://www.echa.ws/) . Perbedaan dasar teori dua belahan benua antara Eropa dan Amerika ini juga membawa dampak pada debat teoritis tentang anak-anak gifted yang membutuhkan pendekatan dan waktu yang tidak sedikit. Debat teoritis yang belum selesai ini akan membawa pada tidak pernah selesainya perundang-undangan tentang pendidikan anak-anak gifted di Amerika yang sebetulnya model pendekatannya kemudian banyak ditiru oleh banyak negara yang mengacu pada pendidikan model Amerika.

Debat teoritis yang kini tengah hangat antara Amerika dan Negeri Belanda adalah tentang Gifted dengan visual learner yang oleh Ron Davis dari Amerika (http://www.dyslexia.com/program.htm) dikelompokkan sebagai anak penyandang disleksia. Ron Davis juga menawarkan program terapi untuk disleksia. Dalam bukunya, The Gift Of Dyslexia ( 2001), Ron Davis menjelaskan bahwa dysleksia bukanlah suatu kecacatan, tetapi justru suatu gift yang mempunyai nilai yang luar biasa karena ia mengartikan disleksia sebagai visual learner. Menurut Ron Davis pula bahwa disleksia ini dapat diterapi dan disembuhkan. Namun pendapat ini ditentang oleh berbagai ahli-ahli tentang visual learner Belanda antara lain oleh Prof Roel de Groot dalam bukunya yang terakhir (Denkbeelden over Beelddenken, 2003) menjelaskan bahwa apa yang dikemukakan oleh Ron Davis dari American Dyslexia Assosiation adalah teori yang tidak benar.
Menurut de Groot (2003), visual thinking adalah cognitive style dari seseorang, mempunyai spektrum yang luas, tidak semua anak-anak yang mempunyai gaya berfikir dengan visual thinking akan mengalami disleksia. Gambaran melalui penciteraan otak pada anak-anak dengan disleksia dan anak-anak dengan visual thinking jelas menunjukkan gambaran yang sangat berbeda.

Kembali kepada masalah anak gifted di Belanda, berdasarkan hasil temuan penelitian Universitas Nijmegen di atas, Mönks beserta stafnya melakukan kampanye secara intensif di berbagai seminar, pertemuan, media cetak, radio dan televisi, serta menerbitkan film dokumenter berjudul: Hoogbegaafd met vallen en opstaan (Jatuh bangunnya anak gifted). Film dokumenter yang dramatis tentang kisah duka anak-anak gifted ini berhasil menggugah berbagai kelompok profesi untuk melihat masalah anak gifted dari kedua belah sisi, baik sisi kecermerlangannya dalam perolehan berbagai medalinya, namun juga sisi yang menyulitkannya Dengan begitu masyarakat dan fihak profesional diharapkan dapat memberinya ruang dan toleransi yang lebih besar terhadap berbagai karakteristik yang disandang anak-anak gifted tersebut (Mönks & Ypenburg, 1995).

Adaptive Education dan Psychoeducational Assessment

Masalah anak-anak gifted umumnya muncul justru saat mereka berusia di bawah lima tahun dan saat-saat di sekolah dasar. Di sekolah lanjutan pada umumnya berbagai masalah yang ada sudah dapat diatasinya, serta perbedaan tingkat perkembangan anak-anak di usia sekolah lanjutan sudah tidak terlalu mengalami kesenjangan yang besar Para orang tua yang mengeluhkan masalah anaknya umumnya melaporkan saat anak-anak itu masih berada di kelompok bermain, sekolah taman kanak-kanak, atau di sekolah dasar (http://members.lycos.nl/signaalkrant/DESIGNAALKRANT35.doc ).

Para ahli pendidikan melaporkan bahwa hal ini disebabkan bukan saja karena masalah disikronitas perkembangannya, tetapi juga gaya berfikir yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Gaya berfikir yang gestalt (global dan analisis) menyebabkan ia tidak bisa menerima pendidikan konvensional yang membutuhkan gaya berfikir skuensial. Karena itu jika materi pendidikan tidak diberikan sesuai dengan gaya berfikirnya akan menyebabkan prestasi rendah (underachiever) yang bisa berlanjut pada kefrustrasian dan masalah perilaku lainnya. Karena itu dalam menanggapi kebutuhan pendidikan anak-anak gifted serta anak-anak berkebutuhan khusus lainnya, materi yang diberikan dalam pendidikan reguler sekolah dasar Belanda telah dirubah dari content-based-curriculum ke arah competence-based-curriculum yaitu dengan memberikan kurikulum berdiferensiasi dan metoda yang sesuai dengan karakteristik setiap anak didik. Pendekatan ini lebih dikenal sebagai adaptieve onderwijs (pendidikan yang adaptif).

Usia wajib sekolah dimulai umur 4 tahun hingga usia sekolah lanjutan (16 tahun). Guna memberikan pendidikan yang berdiferensiasi dengan competence-based-curriculum, pada anak-anak ini sejak dini sudah dilakukan psychodeucational assessment yang dilakukan oleh dokter sekolah, schoolbegeleiding dienst (dinas bimbingan pedagogi), speech patolog, dan seterusnya, dibantu oleh guru dan interne begeleider (konselor). Kelompok profesi ini merupakan profesi yang bekerja secara regional dalam tingkatan desa (kecamatan). Bila diperlukan untuk diases lebih lanjut maka dapat dikirim ke pusat-pusat assessment yang lebih tinggi seperti RIAGG ( Regional Instellingen voor Ambulante Geestelijk Gezondheidzorg) atau rumah-rumah sakit yang lebih khusus.

Usia 4 tahun – 6 tahun (taman kanak-kanak yang dalam bahasa Belanda disebut kleuterschool) bukan saja sebagai tempat untuk pengembangan intelektual, tetapi lebih merupakan pusat tumbuh kembang, baik intelektual, fisik, psikologis, sosial, motorik, bahasa dan wicara. Karena itu pendidikan di usia ini dikaitkan pula dengan program kesehatan yang dilakukan oleh dokter sekolah dipantau oleh dinas kesehatan. Dokter sekolah menerima status kesehatan dari dokter tumbuh kembang regio masing-masing. Apabila dokter tumbuh kembang menemukan adanya ketidak selarasan perkembangan, si anak segera di kirim ke pusat-pusat diagnosa dini, untuk selanjutnya mendapatkan advis pendidikan di panti-panti atau sekolah khusus yang sesuai dengan gangguan perkembangan tersebut. Apabila dirasa masih dapat mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah reguler, anak tersebut masih dapat mengikuti pendidikan di taman kanak-kanak di sekolah reguler, namun dengan catatan masalah dan perlu mendapatkan perhatian khusus dari dokter sekolah (shoolarts) yang mempunyai hubungan kerja dengan dokter keluarga masing-masing.
Bentuk sekolah reguler seperti ini menuntut adanya sistem regional, dimana si anak hanya dapat bersekolah di regio dimana ia tinggal (Ministerie van OCW, 2004, http://www.minocw.nl/po/gids2003nl/print.html)

Perkembangan tugas pokok dokter sekolah yang telah dimulai 100 tahun lalu yaitu sejak tahun 1904, awalnya hanyalah melakukan tugas pemeriksaan kebersihan sekolah, lambat laun berubah mendapatkan tugas melakukan pemeriksaan kesehatan, dan vaksinasi di sekolah. Sejak adanya perubahan dalam sistem pendidikan ini, yang semula dokter sekolah berada di dinas-dinas kesehatan kota, kini mempunyai peranan yang lebih besar dan berada di setiap wijk (setingkat kelurahan), dan dorp (desa). Dokter sekolah membawahi beberapa sekolah dan bertanggung jawab terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak sekolah mulai taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan. Tugas pokoknya kini semakin berat, karena harus bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang seorang anak yang berkaitan dengan kesiapan seorang anak menerima pembelajaran. Selain melakukan berbagai deteksi dini persyaratan seorang anak agar dapat menerima pendidikan dengan baik, ia juga melakukan penyuluhan-penyuluhan baik kepada murid dan orang tua. Jika dahulu dokter sekolah hanya terlibat pada masalah fisik seorang anak kini tugasnya meluas menjadi masalah perkembangan fisik dan psikososial seorang anak dalam rangka kesiapannya menerima pendidikan secara maksimal. Dokter sekolah adalah suatu profesi yang mendapatkan pendidikan spesialisasi sebagai dokter sekolah.
http://www.ggdfryslan.nl/content/ziekten_preventie/opjegezondheid/honderd_jaar_schoolarts.htm



Guna pelayanan yang maksimal terhadap anak-anak gifted, apabila ada hal-hal baru dalam metoda pengajaran anak gifted, untuk itu para guru mendapatkan training atau tambahan pendidikan di pusat-pusat pendidikan guru untuk anak gifted. Dalam hal ini pemerintah Belanda juga mendirikan pusat informasi nasional (De Landelijke Informatiepunten Hoogbegaafdheid) yang bertujuan selain memberikan informasi kepada guru, para orang tua dan murid, serta berbagai tenaga profesi lainnya, juga melakukan inventarisasi berbagai masalah yang dihadapi oleh berbagai fihak (Hulsbeek & de Boer, 2001).

Psychoeducational assessment adalah salah satu penunjang sistem pendidikan adaptif berbasis kompetensi yang sangat penting. Apabila seorang anak mendapat catatan dari dokter tumbuh kembang bahwa ia mempunyai perkembangan yang memerlukan perhatian, dokter sekolah akan segera melakukan berbagai pemeriksaan dan mengirimnya ke antara lain schoolbegeleidingdienst dengan referal melalui dokter keluarga (huisrarts) untuk dilakukan psychoeducational assessment.

Diagnostik dan Portfolio

Apabila ada catatan dari dokter, seorang anak yang datang ke sekolah tidak lagi akan membawa diagnosa dokter dan psikolog, tetapi diagnosa dari seorang pedagog ataupun orthopedagog. Oleh psikolog beserta pedagog/orthopedagog di lembaga schoolbegeleidingdienst, diagnosa dokter tersebut akan segera diterjemahkan menjadi orthopedagogidiagnostik dengan cara melakukan kembali berbagai test yang diarahkan pada bagaimana cara-cara bimbingan yang sesuai untuk seorang anak.

Pada dasarnya diagnostik pra syarat kemampuan anak menerima pelajaran ditegakkan dengan cara melakukan berbagai pemeriksaan dan test baik kualitatif maupun kuantitatif yang ditujukan kepada (Carlier dkk,1989):

A. Kondisi internal murid:
1. Gangguan perkembangan biologis
2. Gangguan perkembangan psikologis:
a. intelektual
b. motivasi dan emosi
c. perkembangan bahasa dan wicara
d. perkembangan motorik
e. perkembangan sosial
f. pengetahuan umum
g. kemampuan
h. perilaku belajar
i. strategi pemecahan masalah
B. Kondisi external murid
1. keluarga
2. peergrup
3. sekolah
4. budaya




Guna perencanaan pengelolaan di dalam kelas dilakukan pemeriksaan yang dikenal sebagai pedagogisch-didactisch onderzoek (muelenberg & Rijswijk, 2003). Pemeriksaan ini merupakan lanjutan dari pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya, dan dilakukan oleh schoolbegeleider, orthopedagog, interne begeleider dan guru berpengalaman. Dengan pemeriksaan ini akan diperoleh informasi bagaimana setiap anak dapat berfungsi dalam beragam permainan, pelajaran, dan situasi kerja. Bidang-bidang yang diamati adalah berbagai aktivitas yang dikerjakan murid dalam rangka pengasuhan dan pembelajaran. Kesimpulan ditarik terhadap semua facet perkembangan baik dalam situasi di sekolah maupun di rumah. Observasi tersebut adalah terhadap bidang-bidang perkembangan sebagai berikut:
- orientasi pandang ruang
- motorik
- pengenalan anggota badan
-
- orientasi waktu
- pengenalan lingkungan, bahasa dan gaya berfikir
- kemampuan membaca dan menulis
- hitungan sederhana

Semua hasil pemeriksaan, laporan guru, orang tua, hasil kerja anak dikumpulkan dalam satu map yang kemdian disebut portfolio. Dari berbagai catatan inilah guru dibantu oleh interne begeleider (konselor sekolah) harus mampu menarik kesimpulan apa yang harus diberikan pada seorang anak bimbingannya. Portfolio akan menyertai anak hingga ia menyelesaikan studinya sejak taman kanak-kanak hingga akhir sekolah dasar. Portfolio ini akan terus bertambah dan sewaktu waktu digunakan kembali untuk bahan evaluasi (Dekker & Zijlstra, 2003).

Sinyal giftedness atau keberbakatan yang perlu mendapatkan perhatian adalah (van Gerven, 2001):
- cepat dalam pemahaman
- mempunyai bidang minatan yang luas
- mempunyai kemampuan belajar dengan tempo sangat panjang
- mempunyai kemampuan bahasa yang tinggi
- mempunyai kemampuan pemecahan masalah secara cepat
- mempunyai kemampuan analitik yang tinggi
- sangat kreatif dan sangat orijinal
- kematangan jiwa
- brainbrekers (menyenangi pekerjaan yang sulit dan menantang)
- mempunyai memori yang sangat baik
- mempunyai ketahanan kerja yang tinggi
- perfeksionis
- menyukai bekerja secara mandiri
- mempunyai kekuatan dalam beberapa bidang tertentu
- dapat berfikir secara intuitif
- mempunyai kebutuhan untuk melakukan kontak dengan yang lebih dewasa


Dalam membicarakan keberbakatan dan mencari faktor-faktor kemungkinan yang menghambat fungsi seorang anak dalam mencapai prestasi, akhir-akhir ini mulai digunakan model multifaktor dari Kurt Heller, seorang Jerman. Model ini merupakan penggabungan dari model Triadik Renzulli-Mönks dan Multiple Intelligence (MI) dari seorang psikolog Amerika bernama Howard Gardner. Sebetulnya konsep MI cukup sederhana. Titik perhatiannya adalah, setidaknya satu atau dua cara akan bisa bagus: sekalipun banyak caranya. Ada yang disebut multiple intelligence. Berdasarkan pengamatan dalam jangka panjang, Gardner mengidentifikasi adanya 8 bentuk inteligensia, yang dapat muncul dalam bentuk 8 bidang prestasi: verbal linguistic, logis-matematik, pandang-ruang, musik-ritme, fisik-kinestatik, naturalistik, interpersonal inteligensia, dan intrapersonal inteligensia. Gardner menjelaskan bahwa setiap manusia pada prinsipnya mempunyai bawaan inteligensia ini, namun tidak semua orang akan mempunyai bakat yang sama kuat. Setiap orang akan berbeda, yang satu akan lebih kuat dari yang lain. Setiap orang akan mengenal bahwa tidak semua murid mempunyai kemampuan bahasa yang baik, namun ia benar-benar bisa hidup dari ketrampilan tehniknya. Kita juga mengenal anak-anak yang tidak kuat dalam pelajaran berhitung, tetapi mempunyai kepandaian bahasa yang sangat baik (van Gerven, 2001).



Model Multifaktor dari Heler.

Konsep MI banyak sekali mendapat perhatian di negara-negara berbahasa Inggris dan Asia. Di banyak Negara orang sibuk dengan penerapan konsep ini di bidang pendidikan.
Maka kini membajirlah konsep anak bertalenta, serta orang sibuk menggali ke delapan inteligensia saat anak-anak itu masih kecil sekali dengan maksud agar bakat itu bisa dipupuk sampai pada puncak prestasi yang tinggi, yang akhirnya menjurus pada miskonsepsi keberbakatan.

Dalam model multifaktor dari Heller, dimana MI oleh Kurt Heller dikelompokkan sebagai bidag prestasi memegang peranan yang sangat penting. Definisi dari Heller tentang keberbakatan pada dasarnya adalah anak-anak berbakat itu tidak bisa dengan sendirinya mewujudkan keberbakatannya dalam bentuk prestasi yang istimewa. Mereka memang mempunyai potensi bawaan, dan stimulasi dari lingkungan agar ia berprestasi istimewa, akan lebih mudah daripada anak-anak yang mempunyai kecerdasan rata-rata.
Anak berbakat yang tidak sampai berprestasi istimewa dan berada di bawah kapasitas kemampuan yang diharapkan, dalam visi Heller, mereka adalah anak-anak yang underachievement.
Sekalipun definisi dari Heller ini ditunjukkan, namun juga tidak mampu menunjukkan mengapa seorang anak bisa berbeda dengan anak lainnya yang mampu menunjukkan prestasi istimewanya. Namun model multifaktor ini memang agak lebih jelas.

Dalam model multifaktornya, Heller membedakan adanya lima faktor keberbakatan (giftedness) yaitu: kapasitas intelektual, musikal, kreativitas, sosial kompetensi, dan ketrampilan psikomotor (lihat sebelah kiri dari bagan). Faktor-faktor keberbakatan ini menurutnya secara relatif saling tergantung. Dan faktor-faktor keberbakatan ini akan bermanifestasi dalam bentuk delapan bidang prestasi: ketrampilan sosial, seni/kreativitas, kemampuan abstraksi, ketrampilan bicara dan bahasa, kemampuan berfikir logis-matematis, ketrampilan tehnik, prestasi olah raga/aktivitas olah raga, dan kepekaan ilmu-ilmu alam.

Bidang-bidang prestasi ini merupakan bidang-bidang prestasi yang diperkenalkan oleh Howard Gardner dalam Multiple Intelligence. Dasar pemikirannya adalah bahwa anak berbakat mempunyai paling tidak ada satu inteligensia yang dapat dipoles, namun juga bisa terjadi semua bidang prestasi dapat mencapai prestasi di atas rata-rata. Disamping faktor-faktor keberbakatan dan bidang prestasi, Heller juga membedakan apa yang disebut factor non-kognitif personalitas yang dari kenyataan dipengaruhi oleh bahwa seseorang sudah atau belum mempunyai prestasi. Faktor-faktor itu adalah: presentasi/motivasi, stress dan kepekaan, strategi kerja dan belajar, ketrampilan regulasi, dan rasa percaya diri/faalangst (lihat bagian atas dari bagan). Akhirnya Heller membedakan faktor lingkungan: situasi dalam keluarga, situasi kelas dan sekolah, serta pengalaman yang sudah dicapainya, yang pada akhirnya menjadikan seorang anak berbakat mencapai prestasi dalam tingkatan yang sesuai sebagai anak berbakat.

Dengan model Heller ini guru dan orang tua dapat dengan mudah melihat di bagian mana seorang anak mempunyai masalah sehingga ia tidak mampu berprestasi bahkan merambat ke arah timbulnya masalah lainnya (perilaku, sosial, dan psikosomatis). Berdasarkan masalah yang ada ini, dilanjutkan dengan pemeriksaan lebih lanjut dan ditata tindak lanjut yang perlu diberikan ( van Gerven, 2001).


KOMPETENSI DI DALAM KELAS

Dengan pendekatan competence-based-curriculum, artinya tidak ada lagi anak yang disebut anak bodoh atau anak pandai, tetapi setiap anak membawa keunikannya masing-masing dan duduk di dalam kompetensinya. Dalam hal ini di dalam kelas juga tidak ada sebutan sebagai anak gifted, tetapi sebagai anak yang lebih maju (di Belanda lebih sering digunakan istilah anak yang vooruit= maju di muka) daripada anak lain di dalam kelas. Di dalam kelas sekolah dasar Belanda dalam penggunaan kurikulum berdiferensiasi ini terdapat 3 kompetensi. Karena setiap anak seringkali tidak merata dalam kecepatan menempuh setiap mata ajaran, maka anak tersebut
bisa saja dalam pelajaran membaca duduk di kompetensi yang lebih di muka daripada pelajaran lainnya. Tujuan pelajaran yang ditetapkan menjadi sangat fleksibel, bisa ditempuh sesuai dengan kemampuan dan tempo menempuh pelajaran.

Pendidikan di sekolah dasar reguler Belanda pada dasarnya tidak menggunakan jenjang kelas, tetapi menggunakan kelompok usia. Taman kanak-kanak kelas kecil disebut grup satu sekolah dasar, dan seterusnya hingga grup 8 yang merupakan akhir sekolah dasar. Dengan begitu setiap anak akan duduk di dalam grupnya dan apabila membutuhkan materi yang lebih tinggi dapat diambilkan dari kelas di atasnya atau bila masih harus menyelesaikan materi dari kelas lebih rendah dapat diambilkan dari kelas di bawahnya. Apabila ternyata seorang anak tidak mampu mencapai minimum kompetensi yang ditetapkan oleh fihak sekolah, ia memerlukan evaluasi kembali (psikodiagnostik) untuk mengetahui berbagai hal yang menghambat kegiatan belajarnya, apabila diperlukan ia bisa dipindahkan ke sekolah khusus agar mendapatkan perhatian ekstra dan metoda yang lebih khusus

Apabila taman kanak-kanak (grup satu dan dua) merupakan pusat tumbuh kembang anak, maka grup tiga dan seterusnya sudah merupakan masa-masa belajar yang sesungguhnya, dimana pendidikan berbasis kompetensi dimulai.

Saat ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar maka setiap anak akan membawa kompetensinya masing-masing. Bagi anak-anak yang mempunyai kompetensi intelektual yang tinggi dalam bidang sains dan teknologi, akan dipersiapkan masuk ke sekolah yang disebut gymnasium, lyseum, atenium untuk selanjutnya ke perguruan tinggi yang akan lebih mengarah pada pengembangan ilmu (universitas). Kepada yang mempunyai kapasitas intelektual baik dan trampil diarahkan masuk ke sekolah menengah profesi dipersiapkan ke perguruan tinggi profesi (Hooger Beroep Onderwijs/HBO). Kepada yang mempunyai ketrampilan yang baik diarahkan kepada sekolah kejuruan, dan sisanya masuk ke sekolah lanjutan menengah untuk kemudian dapat menjadi tenaga menengah (Dodde & Leune, 1995).

Progam Pelayanan Keberbakatan

Dengan adanya pendidikan berbasis kompetensi, maka dengan sendirinya setiap anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menyelesaikan pendidikannya secara demokratis dan fleksibel. Begitu juga bagi anak-anak gifted yang ditempatkan di sekolah-sekolah reguler. Sebagaimana anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus, misalnya remedial therapy, anak-anak gifted yang membutuhkan materi lebih sekaligus membutuhkan remedial therapy juga akan terlayani. Pelayanan terhadap pengembangan keberbakatan adalah dengan cara memberikan tugas-tugas percepatan, pengayaan, dan pendalaman (van Gerven, 2001; van Gerven & Drent 2000; Mooij, 1991).

Percepatan (akselerasi) adalah meloncatkan anak ke tingkatan kelas yang lebih tinggi, dengan mempertimbangkan:
- kapasitas intelektual
- tingkat kemampuan didaktik
- perkembangan sosial dan emosional

Atau percepatan juga bisa diberikan di dalam kelas dengan mengambilkan bahan-bahan dari kelas di atasnya.

Pengkayaan adalah memberi kesempatan anak didik mempelajari hal-hal lain sesuai minatnya di luar materi yang di tawarkan oleh fihak sekolah. Hal ini untuk memberi kesempatan menyalurkan dorongan internal untuk memecahkan persoalan yang lebih menantang. Pengertian pengkayaan bukanlah berarti bahwa menambah materi lain, tetapi lebih kepadanya diperkenankan untuk mengerjakan materi lain. Program pengkayaan akan juga menyangkut perluasan dan pendalam materi. Dalam rangka perluasan materi ini dikaitkan pula dengan pemenuhan tujuan inti pendidikan. Walau begitu diakui bahwa tugas memberikan program pengkayaan ini bukanlah hal yang mudah karena menuntut perhatian guru dan waktu yang lebih banyak.

Materi tugas pengayaan, dan pendalaman dapat secara kreatif dan dikembangkan sendiri oleh guru bersama orang tua, dan interne begeleider dengan mencarikan mentor-mentor yang ada di sekitar sekolah atau para orang tua yang dapat membantu mengembangkan ide-ide kreatif siswa, atau mencari informasi di Landelijk Informatie for (hoog)begaafdeid Primeir Onderwijs melalui website http://www.infohoogbegaafd.nl/adressen/websites/

Sepanjang tahun, guru juga mempunyai tugas untuk melakukan deteksi anak-anak gifted yang kemungkinan menjadi underachiever , baik absolut underachiever (prestasi di bawah rata-rata kelas) dan relative underachiever (dengan prestasi di antara rata-rata kelas). Guru mempunyai tugas mencari sebab-sebab mengapa underechievement terjadi. Bersama-sama dengan orang tua mencoba mencari jalan keluar. Apabila dirasa mengalami kesulitan dapat dilakukan evaluasi yang dilakukan oleh schoolbegelidingdienst untuk kemudian dilakukan bimbingan khusus keluar dari kondisi underprestasi agar jangan sampai terjadi berbagai masalah lain yang muncul.

Bentuk Pendidikan Sekolah Dasar Lain

Di samping sekolah dasar reguler yang diselenggarakan oleh pemerintah, masih ada bentuk-bentuk sekolah dasar lain yang diselenggarakan oleh fihak swasta menggunakan metoda pendekatan yang berbeda, yang dalam sistem pendidikan Belanda dikategorikan sebagai Vrije School (sekolah bebas). Sekolah-sekolah ini adalah sekolah-sekolah Montessori, Dalton, Jenaplan, dan Freinet. Keempat model sekolah itu sekalipun agak berbeda dalam prakteknya namun mempunyai model pendekatan yang sama, yaitupendekatan adaptif, namun lebih memberi kebebasan kepada setiap individu sekolah agar bisa mengembangkan bakat seluas luasnya. Sehingga setiap anak secara bebas dapat memilih mata pelajaran apa yang menjadi minatnya untuk dikembangkan sebebas-besanya tanpa memberi batasan sampai mana yang bisa ia capai (Mooij, 1991; Dodde & Leune, 1995).

Peranan Orang Tua

Apabila dalam psikodiagnostik menunjukkan bahwa anak tersebut mempunyai potensi giftedness maka segera orang tuanya mendapatkan kewajiban dari pemerintah untuk mengikuti kursus-kursus, menerima buku wajib sebagai bahan bacaan, harus selalu membangun kontak dengan para profesional, interne begeleider, dan guru kelas. Hal ini berkaitan dengan pengasuhan yang membutuhkan perhatian ekstra karena karakteristik personalitas anak-anak ini berbeda dengan pola anak pada umumnya. Para orang tua juga diwajibkan mengikuti kelompok orang tua anak gifted yang dibangun untuk menampung keluhan, mencari informasi, dan sekaligus bimbingan dari tenaga ahli. Pertemuan diadakan secara rutin guna mencari ide-ide baru dan pengembangan serta masukan kepada pemerintah guna peningkatan pelayanan anak berbakat. Pharos, adalah satu yayasan orang tua anak berbakat yang telah berusia 17 tahun dan telah berhasil menjadi lembaga non profit yang melahirkan banyak usulan dan advokasi pendidikan anak gifted di Belanda. Para orang tua yang mempunyai anak gifted plus (syndrom ADHD ataupun syndrom autisme, dan atau disertai dengan gangguan belajar) dapat sekaligus juga menjadi anggota berbagai yayasan persatuan orang tua anak sejenis
http://www.pharos-org.nl/ .

Yayasan orang tua anak-anak sejenis ini mendapat bimbingan dan pengawasan dari pusat-pusat atau lembaga-lembaga ilmiah agar informasi yang diterima dapat dipertanggungjawabkan.






PENUTUP
BAGAIMANA PERENCANAAN UNTUK INDONESIA?

Pendidikan inklusif (terbatas) atau We zijn samen weer naar school dengan pendekatan pendidikan yang adaptif, sebagaimana halnya yang dikembangkan oleh negara Belanda tentunya merupakan pendidikan yang paling ideal bagi tumbuh kembang seorang anak gifted yang mengalami perkembangan tidak harmonis maupun yang mengalami gangguan belajar, karena bukan saja faktor giftednessnya dapat terlayani namun juga ketidak harmonisan perkembangannya akan mendapatkan perhatian dan stimulasi yang optimal, serta masalah gangguan belajar dapat mendapatkan remedial therapy dan koreksi sebagaimana yang dibutuhkan.. Bukan hanya anak-anak gifted akan terlayani tetapi juga anak-anak berkebutuhan khusus dengan IQ normal sampai tinggi lainnya akan dapat terlayani.

Apabila model seperti ini akan diterapkan di Indonesia dalam pendidikan berbasis kompetensinya, tentunya merupakan tugas dan kerja berat yang luar biasa dan memerlukan waktu persiapan yang tidak sedikit . Bukan saja untuk mempelajari berbagai konsep-konsep yang mendasar sebagai landasan perundang-undangan, peraturan dan tatalaksana pelayanan, tetapi juga pembangunan persiapan struktur penunjang dan kesepakatan akan diagnosa yang masih simpang siur. Disamping itu pendekatan pendidikan yang adaptif dengan competence-based-curriculum memerlukan manajemen sentral, dengan begitu pembangunan ini tidak mungkin dilaksanakan perregional.
Misalnya saja dalam membangun psychoeducational assessment center akan memerlukan berbagai perombakan di berbagai bidang:
- akan menyangkut sistem perpajakan dan sistem asuransi/subsidi kesehatan, hal ini berkaitan dengan dengan biaya tambahan bagi setiap anak karena memerlukan pemantauan yang detil, pemeriksaan yang teliti, terapi, koreksi, dan tugas-tugas tambahan bagi anak berbakat maupun bentuk tugas yang sesuai untuk setiap anak;
- melakukan perombakan dalam sistem pendidikan guru, psikologi dan kedokteran;
- menyediakan spesialis dokter tumbuh kembang (di Indonesia masih sebagai dokter spesialis anak dan belum ada pemantauan tumbuh kembang secara detil bagi setiap anak Indonesia) dan dokter sekolah (di Indonesia masih dirangkap oleh dokter puskesmas dan tugasnya hanya melakukan pemeriksaan kesehatan fisik);
- serta penyediaan tenaga lain yang mempunyai kaitan dengan masalah tumbuh kembang anak, menyiapkan materi pengetahuan dan bahan ajar, merombak sistem kesehatan nasional, dan akhirnya perlu menyediakan berbagai tenaga yang luar biasa banyak;
- mendirikan pusat-pusat informasi
- dan seterusnya

Ambil contoh sebagai bagan di bawah ini.
Setidaknya dalam menanggapi bahwa setiap anak Indonesia mempunyai hak menerima pendidikan, jaminan kesehatan yang setinggi-tingginya, serta pemenuhan undang-undang wajib belajar, maka untuk dapat melanjutkan ke sekolah dasar setiap anak harus terpantau tumbuh kembangnya sejak dini yang dilakukan oleh dokter tumbuh kembang di setiap puskesmas. Setiap puskesmas mempunyai juga tenaga dokter sekolah yang secara intensif membawahi semua sekolah yang berada dalam daerah pelayanannya. Dokter sekolah juga perlu mendapatkan pendambing berbagai tenaga lainnya dalam upaya melakukan psychoeducational assessment. Para tenaga ini juga mempunyai sistem referal dengan dokter keluarga dan pusat-pusat yang lebih tinggi. Kerjasama orang tua, konselor, guru, dan tenaga terapi juga mendapatkan peranan yang sangat penting.






Adanya psychoeducational educational assessment center seperti ini akan lebih memudahkan arah bagi guru untuk memberikan pelajaran kepada berbagai murid yang beragam, karena guru tidak lagi menerima diagnosa dokter seperti misalnya anak dengan penyandang autisme atau ADHD sebagaimana yang terjadi kini bahwa beberapa sekolah menyatakan dapat menerima anak dengan diagnosa autisme dan ADHD. Guru tidak perlu lagi menerima diagnosa psikiatrik, tetapi diagnosa pedagogi yang aplikatif dan segera dapat dikerjakan. Dan guru kelas juga dapat terbantu dengan adanya remedial teachers yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang gangguan belajar. Peranan orang tua dan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah juga mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu para orang tua yang terlatih dapat menjadi kader-kader sekolah membantu sebagai tenaga sukarela.

APA YANG BISA DILAKUKAN SEKARANG?

Untuk mencapai sistem pendidikan yang paling ideal yang tentu akan memerlukan perencanaan jangka panjang, namun tentunya langkah-langkah ke depan yang paling dapat dijangkau hendaknya segera dapat direalisasikan.

1) melakukan informasi teoritis yang seluas-luasnya tentang anak-anak berbakat yang mengalami perkembangan disinkroni,
2) pengumpulan data dan telaah kasus,
3) melakukan konsolidasi antar bidang profesi yang berkaitan dengan masalah tumbuh kembang anak-anak dan pendidikan,
4) memanfaatkan lembaga-lembaga ilmiah yang ada dan sudah melakukan peningkatan ketrampilan asesmen anak-anak gifted disinkroni, untuk melakukan deteksi dan assessment,
5) membuat suatu model sekolah perantara yang mendapatkan pengawasan serta bimbingan dari berbagai lembaga profesi yang bergerak di bidang tumbuh kembang anak-anak,
6) kerjasama antar departemen pendidikan dan departemen kesehatan untuk membangun kerangka acuan assessment dan model pendidikan dalam sekolah perantara.


Daftar Bacaan

Davis,RD (1995) : De Gave van dyslexie, Uitgevrij Elmar BV, Rijswijk.

Dekker,J & Zijlstra, T (2003): Competenries in beeld, Hbuitgevers, Baarn.

De Groot, R & Paagman,CJ (2003): Denkbeelden over Beelddenken, Uitgevrij Agiel, Utrecht.

Dodde,NL & Keune, JMG (1995): Het Nederlandse Schoolsystem, Wolters-Noordhoff, Groningen.

Hulsbeek, M & de Boer,G (2001): (Hoog)begaafde Leerlingen in het primair onderwijs en vortgezet onderwijs, De Landelijke Informatiepunten (hoog)begaafdheid, Enschede.

Ministerie van Onderwijs, Cultuur en Wetenschappen (2001): Tweede Voortgangsrapportage Weer Samen Naar School, Zoetermeer.

Ministerie van Onderwijs, Cultuur en Wetenschappen (2004) Zesde Voortgangrapportage Weer Samen Naar School, Denhaag.

Mönks,F & Ypenburg,I (1995): Samson HD Tjeenk Willink, Alphen Aan de Rijn.

Mooij, T (1991): Onderwijs aan hoogbegaafde kinderen, Dick Coutinho, Muiderberg.

Mooij, T (1991): Schoolproblemen van hoogbegaafde kinderen, richlijnen voor passesd onderwijs, Dick Coutinho, Muiderberg.

Van der Heide,JHS, Koster,I & de Zwart, T (2000) : Het Pedagogische-didactisch onderzoek van jonge kind, Advies en begeleiding centrum (ABC), Amsterdam.
Van Gerven, E ; Drent,S (2000): Een Doorgaande Lijn voor Hoogbegaafde Leerlingen, Uitgevrij Lemma BV, Utrecht.

Van Gerven, E (2001): Zicht op hoogbegaafdheid, handboek voor leerkrachten in basisonderwijs, Uitgevrij Lemma BV, Utrecht.

Unesco (1999): Review of Unesco Activities in the light of The Salamanca Statement and Framework for Action, adopt at The World Conference on Special needs Edication: Acces and Quality, Unesco, Paris

Selasa, 25 November 2008

Little secret for men...

Kalo ini sie saya dapet pas lagi buka-buka kaskus. Ada beberapa perilaku cewek yang terkadang terlewat oleh cowok

1. Bila seorang wanita mengatakan dia sedang bersedih, tetapi dia tidak meneteskan airmata, itu artinya dia sedang menangis di dalam hatinya.

2. Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik kamu beri dia waktu untuk menenangkan hatinya sebelum kamu menegur dengan ucapan maaf.

3. Wanita sulit mencari sesuatu yang dia benci tentang orang yang paling dia sayang (sebab itu banyak wanita yang patah hati jika hubungan itu putus di tengah jalan).

4. Seandainya seorang wanita jatuh cinta kepada seorang lelaki, lelaki itu akan sentiasa ada di fikirannya walaupun saat dia sedang keluar dengan lelaki lain.

5. Bila lelaki yang dia sayangi dan dicintainya menatap tajam ke dalam matanya, dia akan mencair seperti coklat!!

6. Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara untuk menerima pujian.

7. Jika kamu tidak suka dengan wanita yang mencintai kamu setengah mati, tolak cintanya dengan lembut, jangan dengan kasar sebab ada satu semangat dalam diri wanita yang kamu tak akan tahu bila dia sudah buat keputusan, dia akan lakukan apa saja.

8. Seandainya seorang wanita mulai menjauhkan diri darimu setelah kamu tolak cintanya, biarkan dia untuk sementara. Seandainya kamu masih ingin menganggap dia seorang teman, cobalah dekati dia perlahan-lahan.

9. Wanita suka mencurahkan apa yang mereka rasa. Musik, puisi, lukisan dan tulisan adalah cara termudah mereka mencurahkan isi hati mereka.

10. Jangan sekalipun mengatakan kepada wanita kalau dia tak berguna.

11. Bersikap terlalu serius akan mematikan mood wanita.

12. Bila pertama kali lelaki yang dicintainya diam-diam memberikan respon positif, misalnya menghubunginya melalui telepon, si wanita akan bersikap acuh tak acuh seolah-olah tak berminat, tetapi sesaat setelah telepon diletakkan, dia akan menjerit gembira dan tak sampai sepuluh menit, semua teman-temannya akan tahu berita tersebut.

13. Sekuntum senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan.

14. Jika kamu menyukai seorang wanita, cobalah mulai dengan persahabatan. Kemudian biarkan dia mengenalimu dengan lebih mendalam.

15. Jika seorang wanita memberi seribu satu alasan setiap kali kamu ajak dia keluar, tinggalkan dia sebab dia memang tak suka denganmu.

16. Tetapi jika dalam waktu yang sama dia menghubungimu atau menunggu ajakan darimu, teruskan usahamu untuk memikatnya.

17. Jangan sesekali menebak apa yang dirasakannya. Tanyakan langsung padanya!!

18. Setelah seorang wanita jatuh cinta, dia akan sering bertanya-tanya mengapa aku tak bertemu lelaki ini lebih awal.

19. Satu ucapan 'Hai' saja sudah cukup menceriakan harinya.

20. Hanya teman baiknya saja yang tahu apa yang sedang dia rasa dan dia hadapi.

21. Wanita paling membenci lelaki yang bersikap baik dengan mereka semata-mata hanya untuk memikat teman mereka yang paling cantik.

22. Semua wanita hanya memerlukan seorang lelaki yang mencintai mereka sepenuh hati.

23. Senjata wanita adalah airmata!!

24. Wanita menyukai jika sesekali orang yang disayanginya memberikan surprise buatnya (hadiah, bunga atau sekadar kartu ucapan romantis). Mereka akan merasa terharu dan merasakan bahwa dirinya dicintai setulus hati. Sehingga dia tak akan ragu-ragu lagi terhadapmu.

25. Sebenarnya mudah mengambil hati wanita karena apa yang dia mau hanyalah perasaan dicintai dan disayangi sepenuh jiwa